Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeberkan tiga strategi untuk menekan kenaikan kasus Covid-19 di luar Jawa-Bali selama dua pekan terakhir.
Jokowi menuturkan bahwa tiga strategi tersebut cukup penting dalam menurunkan kasus Covid-19 di daerah. Upaya ini juga dilakukan di wilayah Jawa - Bali. Pertama, Presiden meminta aparat membatasi mobilitas masyarakat.
“Mobilitas masyarakat harus direm. Yang pertama yang paling penting, Gubernur semua harus tahu, Pangdam, Kapolda, semua harus tahu. Artinya mobilitas manusianya yang direm. Paling tidak dua minggu,” kata Jokowi dalam arahannya saat memimpin ratas tentang evaluasi perkembangan dan tindak lanjut PPKM Level 4 melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Sabtu (7/8/2021).
Kedua, Presiden meminta Panglima TNI menggencarkan pengetesan dan penelusuran atau testing dan tracing. Upaya ini agar mereka yang kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif, dapat segera ditemukan dan dipisahkan demi menghindari meluasnya penyebaran Corona.
“Respons secara cepat. Karena ini berkaitan dengan kecepatan. Kalau ndak, orang yang punya kasus positif sudah ke mana-mana, menyebar ke mana-mana. Segera temukan. Yang kedua testing dan tracing, sekali lagi, segera temukan. Dites ketemu, di-tracing dia kontak dengan siapa, itu yang kedua,” ujarnya.
Ketiga, Presiden menginstruksikan agar pasien positif Covid-19 segera dibawa ke tempat isolasi terpusat (isoter). Selain itu, kepala daerah tingkat I dan II menyiapkan tempat isolasi terpusat di daerahnya dengan memanfaatkan fasilitas umum seperti gedung olahraga, balai hingga sekolah.
Jokowi juga meminta Menteri PUPR Basuki Hadimuljono membantu daerah menyiapkan lokasi isolasi terpusat serta pelibatan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebagai pintu utama dalam penanganan pasien.
“Bisa kalau di Jawa ini ada yang lewat telemedicine tapi kalau enggak, ya lewat telepon pun enggak apa-apa. Ini untuk mengurangi angka kematian yang ada,” paparnya.
Di sisi lain, Presiden menilai bahwa kecepatan vaksinasi juga menjadi kunci dalam penanganan Covid-19. Dia meminta semua pihak termasuk kepala daerah mendukung vaksinasi Covid-19 nasional.
“Jangan biarkan vaksin itu berhenti sehari-dua hari, langsung suntikkan kepada masyarakat. Habis, minta [pemerintah] pusat lagi. Jangan ada stok vaksin terlalu lama, baik di Dinkes maupun di rumah sakit dan puskesmas,” ujarnya.