Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Faheem Younous: Penularan Covid-19 di Malaysia Lebih Cepat dari Indonesia

Dokter asal University of Maryland Amerika Serikat, Faheem Younus mengungkapkan dalam cuitan terbarunya kecepatan penyebaran Covid-19 di Malaysia lebih parah daripada di Indonesia.
Sejumlah toko dan pusat pembelanjaan tutup saat hari pertama lockdown nasional di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (1/6/2021). Malaysia meluncurkan paket US$9,7miliar untuk membantu orang dan perusahaan saat lockdown nasional selama dua minggu yang dimulai hari ini. Bloomberg/Samsul Said
Sejumlah toko dan pusat pembelanjaan tutup saat hari pertama lockdown nasional di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (1/6/2021). Malaysia meluncurkan paket US$9,7miliar untuk membantu orang dan perusahaan saat lockdown nasional selama dua minggu yang dimulai hari ini. Bloomberg/Samsul Said

Bisnis.com, JAKARTA - Kecepatan infeksi virus Covid-19 di Malaysia lebih cepat hampir dua kali lipat daripada Indonesia.

Dokter asal University of Maryland Amerika Serikat, Faheem Younus mengungkapkan dalam cuitan terbarunya kecepatan penyebaran Covid-19 di Malaysia lebih parah daripada di Indonesia.

"Gawat! Sekalinya Anda menyesuaikan ukuran populasinya, Covid di Malaysia menyebar dengan kecepatan hampir dua kali lipat daripada Covid di Indonesia," ungkapnya lewat cuitan di @FaheemYounus pada Sabtu (10/7/2021).

Cuitan tersebut sembari melampirkan dua foto grafik yang diambilnya dari Reuters.com. Isinya, kecepatan infeksi di Malaysia setara 155 infeksi setiap 100.000 penduduk yang dilaporkan dalam 7 hari terakhir. Ini setara 92 persen cepatnya dan terus meningkat.

Sementara itu, di Indonesia juga masih di puncaknya dan terus meningkat tetapi dengan jumlah infeksi 79 kasus per 100.000 penduduk dalam 7 hari terakhir.

Dengan demikian, menurut dokter yang viral di Twitter tersebut, kondisi di Malaysia cukup darurat dan mengkhawatirkan.

Sejumlah balasan pun sudah mulai masuk dan cukup banyak netizen Indonesia yang membalas cuitan Faheem tersebut. Diambil dari @rifqidarmawan24, dia mengungkapkan, "Sekarang ini menjadi kompetisi, mari membuat ini menjadi nol, warga Indonesia!."

Ada juga tanggapan cukup kritis dari @TURngeyel yang menyebut pelacakan kasus di Indonesia rendah sehingga datanya tidak seperti yang seharusnya.

"Tracingya di sini kurang loh dokter, yang bergejala aja banyak yg gak mau periksa. Trs yg udah ketahuan positif tp masih kelayapan juga banyak dok," ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper