Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jerman dan Prancis Desak China Izinkan Lebih Banyak Penerbangan

Kedua pemimpin Eropa mendesak China untuk melonggarkan pembatasan bagi warga Benua Biru yang ingin melakukan perjalanan ke negara itu
Presiden China Xi Jinping/Bloomberg
Presiden China Xi Jinping/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron menekan Presiden China Xi Jinping dalam konferensi video untuk mengizinkan lebih banyak penerbangan dari Eropa saat mereka berusaha memperbaiki hubungan dengan Beijing.

China dan Uni Eropa telah berjuang untuk menjaga kerja sama tetap berjalan ketika para pemimpin blok itu berubah haluan mengkritik catatan hak asasi manusia Beijing. Sementara konferensi video antara ketiganya pada Senin (5/7/2021) mencakup berbagai topik, fokusnya adalah pada upaya untuk memperhalus perbedaan tersebut.

Kedua pemimpin Eropa mendesak China untuk melonggarkan pembatasan bagi warga Benua Biru yang ingin melakukan perjalanan ke negara itu, kata seorang pejabat Elysee yang mengetahui perihal diskusi tersebut. Pejabat itu juga mengatakan ketiga pemimpin sepakat ada jendela peluang untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran yang harus direbut.

Mereka mengatakan warga Eropa harus memiliki akses yang lebih baik ke pasar China. Merkel dan Macron juga meminta persaingan yang adil sehingga perusahaan asing di China dapat mengambil manfaat dari kondisi yang serupa dengan yang dimiliki perusahaan China di Eropa.

Selain itu, menurut kantor berita resmi Xinhua, Xi mendesak para pemimpin Eropa untuk bersikap menghormati dan menjalin kerja sama yang erat, daripada kecurigaan, antagonisme atau permainan tanpa hasil.

Para pemimpin Eropa telah memberi tekanan yang lebih tajam terhadap China di samping ambisi Presiden AS Joe Biden untuk mendorong sekutunya dalam mendesak tindakan atas demokrasi dan hak asasi manusia.

Perlakuan China terhadap minoritas Uyghur di wilayah barat Xinjiang telah muncul sebagai titik utama ketegangan, dengan para pejabat di kedua belah pihak dikenai sanksi. Pada Mei, anggota parlemen Uni Eropa menggagalkan ratifikasi Perjanjian Komprehensif tentang Investasi.

Merkel dan Macron telah berusaha untuk membangun kebijakan luar negeri UE yang lebih independen dari AS, terutama ketika berurusan dengan China dan Rusia. Kedua pemimpin bulan lalu mencoba untuk memulai kembali pembicaraan UE dengan Kremlin, yang belum diadakan sejak aneksasi Rusia atas Krimea, tetapi rencana itu ditolak oleh negara-negara anggota.

Merkel mengatakan kepada satu perkembangan positif dari pembicaraan itu adalah bahwa Xi mengisyaratkan kesediaan China untuk bekerja sama dengan UE di Afrika.

“Ini hanya bisa menjadi hal yang baik jika kita membahas standar dan pendekatan kita masing-masing ke Afrika," kata Merkel, dilansir Bloomberg, Selasa (6/7/2021).

Dia melanjutkan pembicaraan akan terus berlanjut terutama tentang seberapa jauh mereka dapat bekerja sama dan seberapa jauh ada perbedaan.

Dia menambahkan bahwa kolaborasi dapat dikoordinasikan melalui program Compact With Africa yang diluncurkan Jerman selama masa kepresidenannya di G20 pada 2017.

“Untuk negara-negara penerima di Afrika, tentu saja selalu baik jika kita menghindari banyak aktor berbeda dengan pendekatan yang sama sekali berbeda,” kata Merkel.

Merkel, Macron dan Xi telah menggunakan forum trilateral mereka untuk keterlibatan lebih lanjut, termasuk pembicaraan pada 30 Desember yang melibatkan pejabat Uni Eropa yang menyegel perjanjian investasi meski kemudian kandas.

Diskusi tersebut termasuk kerja sama dalam memerangi pandemi Covid-19, pasokan vaksin global serta masalah internasional dan regional, kata kepala juru bicara Merkel, Steffen Seibert, dalam sebuah pernyataan melalui email.

Mereka juga berbicara tentang perlindungan iklim dan keanekaragaman hayati, dengan Merkel dan Macron menyerukan penyesuaian lebih lanjut terhadap target pengurangan CO2 jangka pendek dan upaya bersama tambahan untuk melindungi keanekaragaman hayati.

Xi mengatakan China bersedia mengadakan pertemuan dengan para pemimpin lain UE lebih awal, serta melakukan dialog tingkat tinggi di sektor strategis, perdagangan, digital, dan iklim, menurut Xinhua. Dia mencari dukungan untuk memastikan Olimpiade Musim Dingin yang sukses tahun depan di Beijing, yang oleh beberapa kritikus China telah berusaha untuk diboikot atas masalah hak asasi manusia.

Pejabat Elysee tidak merinci pertukaran tentang hak asasi manusia, tetapi mengatakan Merkel dan Macron membangkitkan tindakan keras China terhadap minoritas Uyghur di provinsi Xinjiang, serta perlakuannya terhadap pengunjuk rasa pro-demokrasi di Hong Kong.

China telah membantah klaim oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia yang memaksa etnis Muslim masuk ke kamp-kamp interniran, program kerja dan inisiatif pengendalian kelahiran. Sebuah penilaian PBB mengatakan ada puluhan ribu hingga lebih dari 1 juta orang Uyghur telah ditahan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper