Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPOM Blokir Pabrik Ivermectin, Inilah 4 Kesalahan PT Harsen Laboratories

Direktur Marketing PT Harsen Laboratories Riyo Kristian Utomo menuturkan BPOM telah melakukan inspeksi selama tiga hari. Dalam inspeksi itu, BPOM memblokir obat Ivermectine keluar dari pabrik PT Harsen Laboratories.
Ivermectin, obat cacing yang diklaim bisa mengalahkan Covid./Antara-Akhmad Nazaruddin Lathif
Ivermectin, obat cacing yang diklaim bisa mengalahkan Covid./Antara-Akhmad Nazaruddin Lathif

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengatakan pihaknya melakukan pemblokiran pabrik pembuat Ivermectin PT Harsen karena penemuan sejumlah pelanggaran.

Menurut dia, apa yang dilakukan BPOM untuk menegakkan aturan dalam melaksanakan tugas melindungi masyarakat.

"Kami sudah melakukan pembinaan dan pengawasan pada pembuatan Ivecmertin PT Harsen. Tahap pembinaan, perbaikan hingga pemanggilan namun masih belum ada niat baik PT Harsen memperbaiki kekurangannya, sehingga ada langkah tindak lanjut sanksi-sanksi yang diberikan," kata Penny dalam jumpa pers Jumat (2/7/2021).

Dia menyebut sejumlah pelanggaran PT Harsen yaitu: bahan baku Ivermectin adalah bahan baku tak resmi, kemasan siap edar tidak sesuai aturan, penetapan kadaluarsa sesuai BPOM dicantumkan 18 bulan setelah tanggal produksi, namun PT Harsen mencantumkan 2 tahun tahun setelah produksi.

Selain itu, promosi obat keras tidak bisa langsung dilakukan kepada publik, namun harus oleh tenaga kesehatan atau dokter.

"Harusnya mereka memahami regulasi yang ada," katanya.

Sebelumnya, BPOM mengeluarkan persetujuan uji klinis terhadap obat Ivermectin sebagai terapi Covid-19. Pemerintah berencana memproduksi 4,5 juta butir obat tersebut usai proses uji klinis.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan produksi jutaan butir obat Ivermectin bila sudah terbukti baik untuk digunakan.

"Kita sudah siapkan produksi sebesar 4,5 juta. Kalau memang ternyata baik untuk kita semua tentu produksi ini akan kita genjot," kata Erick saat konferensi pers virtual, Senin (28/6/2021).

Langkah ini, kata Erick, untuk membantu masyarakat mendapat obat murah dan terapi murah di tengah meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia. Kebijakan ini akan diambil setelah hasil uji klinis diputuskan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper