Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Satu-Satunya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Iran Ditutup

Penutupan darurat PLTN yang terletak di kota pelabuhan selatan Bushehr itu menimbulkan tanda tanya.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Bushehr di Iran, sekitar 1.200 kilometer sebelah selatan Teheran./Reuters
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Bushehr di Iran, sekitar 1.200 kilometer sebelah selatan Teheran./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) satu-satunya milik Iran dilaporkan  ditutup sementara untuk "perbaikan teknis", menurut TV pemerintah.

Seorang pejabat dari perusahaan energi listrik negara, Gholamali Rakhshanimehr mengatakan pada sebuah acara bincang-bincang bahwa penutupan PLTN  Bushehr itu dimulai pada Sabtu dan akan berlangsung "selama tiga hingga empat hari".

Dia menambahkan, bahwa pemadaman listrik itu bisa saja terjadi. Akan tetapi, dia tidak memerinci lebih lanjut meski kejadian itu adalah yang pertama kalinya dilaporkan Iran.

Penutupan darurat PLTN yang terletak di kota pelabuhan selatan Bushehr itu menimbulkan tanda tanya.

PLTN itu merupakan proyek kerja sama dengan Rusia sejak 2011.

Iran diharuskan mengirim sisa  bahan bakar dari reaktor itu kembali ke Rusia sebagai tindakan nonproliferasi nuklir.

Pada bulan Maret, pejabat nuklir Mahmoud Jafari mengatakan pabrik itu bisa saja berhenti bekerja karena Iran tidak dapat memperoleh suku cadang dan peralatan lainnya dari Rusia karena sanksi perbankan yang diberlakukan oleh Amerika Serikat pada tahun 2018.

PLTN Bushehr membutuhkan uranium yang diproduksi di Rusia, bukan Iran, dan dipantau oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Akan tetapi, badan PBB itu tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang penutupan yang dilaporkan sebagaimana dikutip Aljazeera.com, Senin (21/6/2021).

Abas Aslani, seorang peneliti senior di Pusat Studi Strategis Timur Tengah yang berbasis di Teheran, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa penutupan itu bisa menjadi pukulan bagi pasokan listrik Iran yang sudah kritis akibat penambangan cryptocurrency.

“[Penutupan] ini lebih berdampak dalam hal pemadaman listrik, daripada aspek fasilitas nuklir,” kata Aslani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper