Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Tertua di Asia Tenggara Ini Mulai Adaptasi dengan Pinjaman dan Teknologi Hijau

Bank of the Philippine Islands tengah beradaptasi dengan tren global untuk menyalurkan pinjaman hijau dan digitalisasi.
Energi terbarukan/Istimewa
Energi terbarukan/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Bank of the Philippine Islands, bank tertua di Asia Tenggara tengah beradaptasi dengan tren global untuk menyalurkan pinjaman hijau dan digitalisasi.

Bank yang berusia 170 tahun tersebut dimiliki oleh konglomerat Ayala Corp. BPI bertaruh pada lompatan penggunaan energi terbarukan karena teknologi menjadi terjangkau dan sektor listrik beralih ke pembangkit listrik yang lebih ramah lingkungan, kata TG Limcaoco.

"Investor dan pemberi pinjaman telah menyadari fakta bahwa tuntutan masyarakat saat ini benar-benar mengarah pada energi terbarukan, dan oleh karena itu semakin sedikit orang yang mau membiayai atau mengasuransikan pembangkit listrik tenaga batu bara," kata Limcaoco.

BPI, yang merupakan bank terbesar ketiga di Filipina berdasarkan aset, berencana mengurangi separuh outstanding pinjaman batu bara dalam lima tahun ke depan dan memangkas menjadi nol pada tahun 2032.

Mantan kepala keuangan Ayala Corp menuturkan bank akan mulai fokus pada peminjam dan perilaku berkelanjutan mereka sehingga pengembang bangunan hijau dan pembeli energi bersih pada akhirnya dapat menikmati suku bunga yang lebih rendah sebagai insentif.

Gubernur bank sentral Filipina Benjamin Diokno mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa obligasi hijau, sosial dan keberlanjutan senilai hampir US$3 miliar telah diterbitkan oleh bank-bank Filipina sejak 2017 dan dia mengharapkan lebih banyak bank untuk mengambil jalan itu.

Limcaoco menyatakan memiliki dana yang cukup untuk melakukan akuisisi, namun saat ini pihaknya masih menolak mengatakan lebih lanjut tahapan penawaran yang sudah dicapai BPI untuk mengakuisisi bisnis ritel Citigroup Inc. di Filipina.

Investasi di bidang teknologi akan mencapai 10 persen dari pendapatan mulai tahun ini, dari kisaran 7 persen hingga 9 persen per tahun. Investasi ini membuat bank dapat memperkuat platform digital untuk pelanggan ritel dan menengah dan untuk menjaga dari penipuan.

Lockdown akibat pandemi di negara itu, yang salah satu yang terpanjang dan paling ketat di dunia, telah mendorong peninjauan kembali strategi ekspansi

"Kita harus melakukan lebih sedikit transaksi di cabang dan lebih banyak menjual," kata CEO BPI.

Dengan tenaga kerja sekitar 19.000, BPI akan melatih kembali sebagian besar staf cabangnya untuk penjualan produk dan konsultasi sehingga mereka siap untuk menangani lonjakan permintaan yang diharapkan setelah ekonomi pulih.

Karena aktivitas ekonomi tetap hangat untuk saat ini, pertumbuhan portofolio pinjaman BPI mungkin akan berkisar dari datar hingga 4 persen tahun ini, dengan perusahaan menahan ekspansi dan orang masih ragu untuk keluar dan berbelanja, menambahkan bahwa fase vaksinasi akan menentukan kecepatan pemulihan Filipina dari kontraksi lima perempat.

Seain itu, kredit macet dapat mencapai 4 persen di bawah skenario terburuk BPI, dan itu tidak memerlukan perlindungan kerugian "agresif" setelah 28 miliar peso atau US$ 578 juta dalam penyediaan tahun lalu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper