Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada Jumat (14/5/2021), mendesak negara-negara kaya untuk berhenti memberikan vaksin Covid-19 kepada anak-anak dan sebagai gantinya menyumbangkan dosis ke negara-negara miskin, sambil memperingatkan bahwa tahun kedua pandemi tampaknya akan lebih mematikan.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus menyuarakan kemarahan bahwa sejumlah negara kaya sekarang memvaksinasi anak-anak dan remaja, sementara negara bagian yang lebih miskin baru saja mulai memvaksinasi petugas kesehatan dan kelompok yang paling rentan.
Alih-alih menawarkan suntikan kepada orang muda dan sehat, dia meminta negara-negara untuk memberikan dosis mereka pada skema berbagi vaksin global COVAX dan dengan demikian memastikan bahwa mereka yang paling membutuhkan di semua negara menerima perlindungan.
"Pada Januari, saya berbicara tentang potensi terungkapnya bencana moral," katanya dalam konferensi pers. "Sayangnya, kami sekarang menyaksikan permainan ini. Di beberapa negara kaya, yang membeli sebagian besar pasokan, kelompok berisiko rendah sekarang divaksinasi.
“Saya mengerti mengapa beberapa negara ingin memvaksinasi anak-anak dan remaja mereka, tetapi sekarang saya mendorong mereka untuk mempertimbangkan kembali dan sebagai gantinya menyumbangkan vaksin untuk COVAX," tambahnya, dikutip dari Channel News Asia.
"Karena di negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah, pasokan vaksin Covid-19 bahkan belum cukup untuk mengimunisasi petugas layanan kesehatan, dan rumah sakit dibanjiri oleh orang-orang yang sangat membutuhkan perawatan untuk menyelamatkan nyawa."
Baca Juga
Hampir 1,4 miliar dosis vaksin Covid-19 telah disuntikkan di setidaknya 210 wilayah di seluruh dunia, menurut hitungan AFP.
Sekitar 44 persen dari dosis telah diberikan di negara-negara berpenghasilan tinggi terhitung 16 persen dari populasi global. Hanya 0,3 persen telah dikelola di 29 negara berpenghasilan terendah, rumah bagi sembilan persen populasi dunia.