Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Satuan Tugas Covid-19 India memperkirakan "ketersediaan vaksin yang muncul" untuk periode Agustus hingga Desember 2021 mencapai 216 crore atau lebih dari 2 miliar dosis.
Dr. V K Paul mengatakan perkiraan pemerintah India didasarkan pada data yang dikirimkan oleh produsen delapan vaksin Covid-19.
“Kami telah menghubungi produsen dan mencari informasi tentang ketersediaan vaksin untuk Agustus-Desember 2021. Dalam periode ini, 216 crore dosis akan tersedia di India. Vaksin akan tersedia untuk semua saat kita bergerak maju,” kata Dr Paul seperti dilansir dari Indian Express, Jumat (14/5/2021).
Di atas kertas, 2 miliar suntikan berarti hampir seluruh populasi orang dewasa di negara tersebut diharapkan dapat tercakup oleh upaya vaksinasi pada Desember 2021.
Namun secara realistis, target tersebut akan bergantung sepenuhnya pada dua faktor kunci, yaitu peningkatan besar-besaran produksi vaksin dan ketersediaan data kemanjuran dan keamanan penting dari calon vaksin.
"Serum Institute of India (SII) akan memproduksi 75 crore dosis Covishield dan 20 crore dosis vaksin Novavax. Jumlah tersebut akan menambahkan hingga 95 crore dosis antara Agustus dan Desember," ungkap Dr Paul.
Baca Juga
Menurut pemerintah, lembaga India sejauh ini telah memperoleh 27,6 crore dosis Covishield dari SII, di mana 16 dosis crore akan dipasok antara Mei dan akhir Juli 2021. SII juga akan memberikan sebagian besar dari 16 dosis crore tambahan ke rumah sakit negara bagian dan swasta.
Peningkatan kapasitas besar-besaran akan dibutuhkan sebelum mampu memasok 95 crore dosis antara Agustus dan Desember 2021.
Pemerintah India mengungkapkan Bharat Biotech akan menyediakan 55 crore dosis Covaxin dan 10 crore dosis vaksin Covid-19. Perusahaan telah menerima pesanan untuk 8 crore dosis dari Center, di mana masih harus menyediakan 5 crore antara Mei dan akhir Juli 2021. Selain itu, Brarat Biotech harus memenuhi pesanan yang dilakukan oleh rumah sakit negara bagian dan swasta.
Terlepas dari peningkatan besar-besaran kapasitas yang diperlukan untuk menghasilkan 65 crore dosis antara Agustus dan Desember, vaksin intranasal Bharat Biotech BBV154 ternyata sebuah eksperimen baru. Dr Paul mengatakan vaksin tersebut masih dalam uji coba klinis fase 1-2
Peningkatan produksi Covaxin juga akan bergantung pada efisiensi dari tiga PSU yang akan terlibat dalam pembuatannya. Paul mengatakan vaksin subunit Biological E, yang saat ini sedang dalam uji klinis fase 3 segera mulai diproduksi untuk menghasilkan 30 dosis crore pada Semester II/2021.
“Boleh dibilang, itu [target] optimis? Ya bisa dikataan demikian. Apakah ada risikonya? Mungkin ada. Namun, persiapan sudah dimulai, ” kata Paul.
Ketersediaan vaksin Biological E akan sangat bergantung pada data dari uji klinisnya. Pada 26 Oktober tahun lalu, Komite Ahli Subjek (SEC) dari badan pengawas obat India merekomendasikan kepada Biological E untuk memulai uji klinis fase 1/2 dari kandidat vaksinnya.
Pada 24 April, Biological E mengumumkan bahwa mereka telah menyelesaikan uji klinis fase 1/2 dari kandidat vaksin subunit Covid-19, dan menerima persetujuan untuk memulai uji klinis fase 3. Perusahaan akan memilih 15 lokasi di seluruh India pada fase 3, dan hanya mempelajari data imunogenisitas dan keamanan.