Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wah, Populasi China Tumbuh Lambat Sejak Kebijakan Satu Anak  

Data sensus itu dirilis di tengah kekhawatiran potensi populasi yang menua dan melambatnya kelahiran bayi akan menimbulkan krisis demografi bagi China.
Seorang petugas keamanan bersiaga di depan Balai Agung Rakyat, Beijing, pada pembukaan Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat China (CPPCC), Kamis (4/3/2021) atau sehari sebelum berlangsungnya Sidang Kongres Rakyat Nasional (NPC) yang dijadwalkan dibuka Presiden Xi Jinping pada Jumat (5/3). Sidang parlemen dua kamar yang dikenal dengan sebutan Lianghui digelar setiap awal Maret, namun tahun 2020 dilaksanakan pada bulan Mei karena pandemi Covid-19./Antara-M. Irfan Ilmie
Seorang petugas keamanan bersiaga di depan Balai Agung Rakyat, Beijing, pada pembukaan Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat China (CPPCC), Kamis (4/3/2021) atau sehari sebelum berlangsungnya Sidang Kongres Rakyat Nasional (NPC) yang dijadwalkan dibuka Presiden Xi Jinping pada Jumat (5/3). Sidang parlemen dua kamar yang dikenal dengan sebutan Lianghui digelar setiap awal Maret, namun tahun 2020 dilaksanakan pada bulan Mei karena pandemi Covid-19./Antara-M. Irfan Ilmie

Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan populasi China pada 2020 anjlok ke level terendah sejak Negeri Tirai Bambu ini memperkenalkan kebijakan satu anak pada akhir 1970.

Berdasarkan data sensus 2020, dikutip dari CNA, Selasa (11/5/2021), populasi daratan China tumbuh 5,38 persen menjadi 1,41 miliar. Angka ini lebih rendah dibandingkan hasil sensus 2010 yang menunjukkan pertumbuhan populasi sebesar 5,84 persen menjadi 1,34 miliar.

Hasil sensus tersebut sekaligus membuat target Pemerintah China meleset. Pada 2016, China berambisi memacu jumlah populasinya menjadi 1,42 miliar pada 2020.

“Data ini menunjukkan populasi China mempertahankan pertumbuhan yang lemah dalam satu dekade terakhir,” kata pejabat Biro Statistik China Ning Jizhe.

Data sensus itu dirilis di tengah kekhawatiran potensi populasi yang menua dan melambatnya kelahiran bayi akan menimbulkan krisis demografi bagi China.

China menggelar sensus setiap 10 tahun sekali untuk mengetahui pertumbuhan populasi dan tren kependudukan lainnya. Data sensitif itu akan menjadi rujukan bagi perumusan kebijakan oleh pemerintah.

Survei dilaporkan selesai pada Desember 2020 dengan bantuan lebih dari 7 juta relawan yang melakukan survei dari pintu ke pintu.

Sejak 2016, China memperbolehkan keluarga untuk memiliki lebih dari 2 anak sejalan dengan kekhawatiran akan populasi menua dan menyusutnya angkatan kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : CNA

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper