Bisnis.com, JAKARTA – Teka-teki kecelakaan kapal selam KRI Nanggala-402 coba diungkap dalam rapat kerja (raker) Komisi I DPR di Gedung Parlemen, Jakarta.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksmana Yudo Margono memaparkan bahwa kronologi kecelakaan KRI Nanggala-402 dimulai pada tahap awal, mulai 19-20 April 2021.
“Tahap ini saat keberangkatan unsur-unsur dalam rangka pelaksanaan latihan L3 terpadu yang dilaksanakan Koarmada II akan melaksanakan pelatihan penembakan rudal C-802 yang dilanjutkan dengan penembakan torpedo shoot kepala perang oleh KRI Nanggala," kata Yudo dilansir dari Tempo, Kamis (6/5/2021).
Yudo menjelaskan, sebelum dilaksanakan penembakan kapal perang, terlebih dulu dilakukan pelaksanaan latihan penembakan torpedo shoot kepala latihan pada 21 April 2021. Pada tahap pelatihan ini terjadi musibah kecelakaan pada KRI Nanggala-402.
Pada 21 April 2021, pukul 03.00 WIB, KRI Nanggala memulai proses penyelaman. Sea rider masih melihat periskop dan lampu pengenal KRI Nanggala saat proses menyelam. Selain sea rider, juga ada kapal selam yang berjarak 50 meter bisa melihat kondisi KRI Nanggala 402.
"Namun pada sekitar 05.15 WIB, KRI Nanggala 402 belum muncul dan komunikasi tidak terjalin. Sehingga pada 05.16 dilakukan prosedur sublook," ujarnya.
Baca Juga
Berdasarkan situasi berkembang ini, kata Yudo, Komandan GT latihan memulai tahap pencarian di mana prosedur sublook apabila kapal selam tidak muncul pada waktu ditentukan dilaksanakan pencarian oleh unsur-unsur yang lain.
Menurut Yudo, ada sekitar 21 KRI yang bersamaan pada lautan tersebut dan 8 KRI memiliki sonar yang memancarkan sonar untuk pencarian. "Sehingga prosedur sublook tersebut, latihan ditunda dan dilaksanakan pencarian terhadap KRI Nanggala," katanya.
Yudo menuturkan proses pencarian memakan waktu 21-25 April 2021. Pada 21 April, pukul 06.46 WITA, latihan ditunda dan KRI Nanggala-402 dinyatakan submiss.
Pada 24 April, pukul 15.00 WITA, KRI Nanggala dinyatakan subsunk. Baru pada 25 April, pukul 09.04 WITA, ROV MV Swift Rescue mendapat kontak visual KRI Nanggala-402 pada kedalaman 838 meter.
"Berdasarkan hasil temuan ini Panglima TNI pada 25 April pukul 18.00 WITA memberikan pernyataan resmi bahwa KRI tenggelam dan mengakibatkan 53 prajurit gugur dalam latihan ini," ujar Yudo.