Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaringan Damai Papua Minta TPNPB Beri Ruang bagi Aparatur Kemanusiaan

Rakyat sipil dan para pengungsi di wilayah-wilayah konflik seperti Nduga, Intan Jaya, dan Puncak, tengah menghadapi situasi krisis ekonomi, serta keterbatasan pelayanan kesehatan.
Sebanyak 12 unit bangun sekolah dibakar KKB di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak./Antara/HO-Humas Polsek Beoga
Sebanyak 12 unit bangun sekolah dibakar KKB di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak./Antara/HO-Humas Polsek Beoga

Bisnis.com, JAKARTA - Jaringan Damai Papua atau JDP menyarankan kepada Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) untuk bersedia memberi ruang dan kesempatan bagi aparatur kemanusiaan menjalankan tugasnya melayani rakyat sipil dan para pengungsi.

Hal itu diungkapkan juru bicara JDP Yan Cristian Warinussy pasca-insiden penembakan yang menewaskan Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Nugraha Karya Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Papua, di Beoga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua, Minggu (25/4/2021) sekitar pukul 15.30 WIT.

Yan mengatakan langkah itu harus dilakukan oleh TPNPB karena rakyat sipil dan para pengungsi di wilayah-wilayah konflik seperti Kabupaten Nduga, Kabupaten Intan Jaya, dan Kabupaten Puncak, tengah menghadapi situasi krisis ekonomi, serta keterbatasan pelayanan kesehatan dan gizi.

"Kami senantiasa mendorong dan memberi saran humanis bagi negara yang diwakili TNI dan Polri serta TPNPB yang seringkali dijuluki KKB untuk lebih mengedepankan cara-cara damai melalui dialog untuk menjembatani perbedaan pandangan dan pemahaman yang berbuntut terjadinya konflik bersenjata yang selama lebih dari 50 tahun telah senantiasa melahirkan banyak korban jiwa dan harta benda," ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (26/4/2021).

Yan pun menyatakan turut berbelasungkawa atas gugurnya putra terbaik bangsa, Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Nugraha Karya. "Sesuai informasi yang kami terima dari relawan JDP di Papua, almarhum diduga telah wafat seketika akibat tembakan yang dikabarkan berasal dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)," kata Yan.

Dia mengatakan, peristiwa meninggalnya Kabinda Papua ini menambah daftar para korban yang diduga tewas akibat ulah kelompok yang disebut sebagai KKB di sekitar wilayah Kabupaten Puncak, Papua.

Dia merunut tindakan kriminal bersenjata di wilayah itu sebelumnya, telah menimbulkan korban, di antaranya Octovianus Rayo (41) dan Yonatan Rande (20), diduga ditembak mati oleh KKB berturut-turut pada tanggal 8 dan 9 April 2021.

Disusul, penembakan terhadap tukang ojek bernama Udin (41) di Kampung Erogama, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, serta penembakan terhadap pelajar bernama Ali Mom (16) di Kampung Wuloni, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua pula.

"JDP melihat bahwa hingga hari ini sudah dua minggu berjalan, eskalasi kekerasan berbentuk tindakan penembakan oleh kelompok yang dijuluki KKB oleh aparat keamanan belum juga dapat diurai dan ditemukan siapa sesungguhnya pelaku dari rentetan peristiwa penembakan yang terus berulang, dengan sasaran warga sipil hingga prajurit TNI di wilayah Beoga dan Ilaga, Kabupaten Puncak tersebut," katanya pula.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper