Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat melaporkan rencana blokade oleh Rusia di Laut Hitam yang berdampak pada akses ke pelabuhan di Ukraina sebagai tindakan eskalasi tanpa alasan.
Dilansir dari Al Jazeera pada Rabu (21/4/2021), AS dan sekutunya di Eropa telah menyatakan kekhwatiran meningkatnya aktivitas militer Rusia dalam beberapa pekan terakhir dan cemas adanya kemungkinan Moskow menyerang Ukraina. Seperti diketahui, Rusia mendukung separatis di Ukraina timur, mencaplok Krimea pada 2014.
"Ini merupakan peningkatan lain yang tidak beralasan dalam kampanye berkelanjutan Moskow untuk merusak dan mengguncang Ukraina," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price dalam sebuah pernyataan.
Media nasional Rusia melaporkan bahwa Moskow tengah berencana menutup sebagian Laut Hitam untuk angkatan militer luar negeri dan perkapalan selama 6 bulan. Hal ini dapat berdampak pada akses ke pelabuhan di Ukraina di Laut Azov yang terhubung dengan Laut Hitam melalui Selat Kerch.
Pada Selasa, lebih dari 20 kapal perang Rusia melakukan latihan militer di Laut Hitam, seperti dilaporkan kantor berita Interfax. Rusia saat ini tengah menangguhkan pergerakan pergerakan kapal pering asing dan kapal negara lainnya dekat Krimea.
Washington memberlakukan sanksi kepada Rusia dan mendepak duta besarnya setelah campur tangan Moskow pada pemilihan presiden pada tahun lalu, dan masalah lain seperti peretasan siber, perundungan terhadap Ukraina dan pernyataan yang dianggap fitnah. Tak lama kemudian, Rusia ikut mendepak diplomat AS.