Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menyampaikan bahwa Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) bisa menjadi pusat kajian peradaban Indonesia dan Islam hingga menjadi simbol toleransi.
“Ini kita harus mengekplorasi lagi kenapa bangsa dulu itu peradabannya begitu tinggi. Kok sekarang seperti mundur gimana ceritanya ini,” ujarnya saat meninjau pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia di Depok, Selasa (20/4/2021).
Dia menilai peradaban masyarakat Indonesia pada masa lalu sudah sangat tinggi. Hal itu nampak dari warisan-warisan peradabahan masa lalu yang masih ada sampai sekarang seperti Borobudur, keris, wayang kulit dan lain-lain.
Lebih lanjut, dia berharap UIII memiliki corporate culture yang berbeda dari kampus-kampus lainnya. Moeldoko mengibaratkan corporate culture di UII bisa seperti bawang yang memiliki tiga lapisan.
“Ada tiga kulit di situ. Kulit pertama adalah simbol-simbol. Inilah saya, inilah aku Universtitas Islam Internasional Indonesia berbeda dengan yang lain. Kalau di tentara itu, inilah saya baret merah kopasus,” kata Moeldoko.
Lapisan kedua, sambungnya adalah nilai-nilai dan yang ketiga adalah belief system atau kepercayaan atas sistem yang terbangun.
Adapun, Kampus UII dibangun di Komplek RRI Cimanggis, Depok, Jawa Barat, di atas lahan seluas 142,5 hektare dan ditargetkan rampung pada pertengahan tahun ini.
Konstruksi fasilitas pendidikan tersebut diketahui dilakukan oleh Kementerian Agama dan Kementerian PUPR
Perinciannya, Kementerian Agama melakukan konstruksi tahap I senilai Rp714 miliar, sedangkan biaya konstruksi yang dikeluarkan Kementerian PUPR mencapai Rp367 miliar.