Bisnis.com, JAKARTA — Presiden AS Joe Biden mengatakan sudah waktunya untuk menghentikan perang terlama negaranya dengan menarik pasukan dari Afghanistan yang dikirim usai serangan 11 September 2001 di AS.
"Ini adalah waktu untuk mengakhiri perang terlama Amerika Serikat," kata Biden dalam pidatonya di Gedung Putih seperti dikutip Aljazeera.com, Kamis (15/4/2021).
Dia mengatakan pasukan AS datang ke Afghanistan karena serangan mengerikan yang terjadi 20 tahun lalu. Karena itu tidak dapat dijelaskan mengapa pihaknya harus tetap di sana pada tahun 2021.
“Saya sekarang adalah presiden Amerika Serikat keempat yang memimpin kehadiran pasukan di Afghanistan. Dua Republikan. Dua Demokrat. Saya tidak akan menyerahkan tanggung jawab ini kepada yang kelima,” ujarnya.
Biden menegaskan bahwa AS tidak dapat melanjutkan siklus perpanjangan atau perluasan kehadiran militernya di Afghanistan dengan harapan dapat menciptakan kondisi ideal untuk penarikan.
Biden pun menetapkan 11 September sebagai tanggal ketika 2.500 atau lebih pasukan AS yang tersisa akan ditarik dari Afghanistan. Langkah itu secara efektif mengakhiri apa yang disebut banyak orang sebagai "perang abadi" Amerika Serikat, yang menelan korban lebih dari 2.400 nyawa AS dan dana sebanyak US$1 triliun.
Lebih dari 38.500 warga sipil Afghanistan tewas dan lebih dari 72.300 terluka sejak 2009 ketika tahun pertama PBB mulai menghitung korban sipil Afghanistan. Sementara itu, jumlah kematian militer Afghanistan setidaknya 48.000 personel antara tahun 2014 dan 2020.
Proses penarikan pasukan AS akan dimulai pada 1 Mei, kata Biden. Pasukan NATO juga akan meninggalkan Afghanistan mulai 1 Mei, kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.
Ada sekitar 7.000 pasukan NATO non-AS di sana yang mengandalkan dukungan dan kepemimpinan Amerika Serikat.
Setelah serangan 2001 di New York dan Washington, yang didalangi oleh Osama bin Laden, Presiden AS saat itu George W Bush melancarkan perang di Afghanistan pada Oktober 2001.
Serangan itu dilancarkan setelah diketahui bahwa Taliban menyembunyikan bin Laden dan menolak untuk menyerahkannya.