Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi dan Angela Merkel Gelar Pertemuan Bilateral, Ini Sederet Isu yang Dibahas

Presiden Jokowi mengapresiasi kepemimpinan Kanselir Jerman Angela Merkel selama hampir 16 tahun dalam meningkatkan hubungan bilateral Indonesia – Jerman.
Presiden Joko Widodo (kanan) dan Kanselir Jerman Angela Merkel memeriksa pasukan, saat upacara penyambutan kedatangan Jokowi di Berlin, Jerman, Senin (18/4)./REUTERS-Hannibal Hanschke
Presiden Joko Widodo (kanan) dan Kanselir Jerman Angela Merkel memeriksa pasukan, saat upacara penyambutan kedatangan Jokowi di Berlin, Jerman, Senin (18/4)./REUTERS-Hannibal Hanschke

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Kanselir Jerman Angela Merkel secara virtual, dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (13/04/2021) sore.

Pertemuan tersebut dilakukan sehari setelah pembukaan Pameran Hannover Messe 2021, di mana Indonesia didapuk sebagai negara mitra atau official partner country.

Kanselir Merkel menyampaikan penghargaan kepada Indonesia yang telah bersedia menjadi negara mitra dalam Hannover Messe 2021 dan meyakini bahwa kemitraan ini akan bermanfaat bagi upaya memperkuat hubungan bilateral kedua negara.

Selain itu, Merkel juga menyampaikan tahun depan Indonesia akan menjadi Ketua G20, sementara Jerman menjadi Ketua G7, untuk itu diharapkan dapat dilakukan sinergi prioritas kerja dengan baik antara kedua negara.

“Suatu kehormatan bagi Indonesia ditunjuk sebagai Negara Mitra Hannover Fair 2021 dan juga nanti di tahun 2023," kata Presiden Jokowi seperti dikutip dari keterangan resmi pada laman Sekretariat Kabinet, Selasa (13/4/2021).

Pada kesempatan itu, Presiden juga mengapresiasi kepemimpinan Kanselir Merkel selama hampir 16 tahun dalam meningkatkan hubungan bilateral Indonesia – Jerman.

Dalam pertemuan, kedua pemimpin membahas secara terbuka beberapa isu bilateral, antara lain kerja sama di bidang kesehatan, ekonomi, hingga perubahan iklim.

Isu Myanmar juga menjadi salah satu topik tukar pikiran kedua pemimpin dalam pembahasan mengenai isu kawasan.

Untuk bidang kesehatan, kedua pemimpin melakukan tukar pikiran mengenai upaya penanganan Covid-19 di masing-masing negara. Keduanya menyampaikan kekhawatiran dengan masih terus terjadinya nasionalisme vaksin, yang akan sangat mengganggu ketersediaan vaksin dunia dan mengganggu kesetaraan akses vaksin bagi semua.

Dalam pertemuan, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa kasus konfirmasi positif  Covid-19 di Indonesia sudah mulai membaik.

Hal ini disebabkan oleh penerapan protokol kesehatan serta kebijakan micro lockdown sampai pada tingkat desa melalui Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro (PPKM Mikro).

“Di bulan Januari, angka positif Indonesia sempat mencapai lebih dari 14 ribu dalam satu hari. Sementara dalam dua minggu ini, angka positif berkisar 4 - 5 ribu per hari," ujarnya.

Presiden juga menjelaskan mengenai program vaksinasi yang sudah mulai dilakukan di Indonesia, di mana Indonesia menggunakan dua vaksin yaitu Sinovac dan Astra Zeneca.

Lebih lanjut, Kepala Negara menekankan pentingnya kedua negara membangun kerja sama di sektor kesehatan di masa mendatang.

Di bidang investasi dan industri, Merkel melihat potensi yang dimiliki oleh Indonesia untuk menjadi mitra penting Jerman. Terkait hal tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa investasi memegang peran penting dalam pemulihan ekonomi.

“Indonesia baru saja mengeluarkan Undang-Undang Cipta Kerja yang akan dapat mendukung kerja sama di bidang investasi”, jelas Presiden.

Presiden juga mengajak Jerman bekerjasama dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui sekolah vokasi dan peningkatan investasi industri Jerman untuk membangun basis produksi dan rantai pasok global Jerman di kawasan.

“Saya menawarkan kepada Jerman untuk mengembangkan kawasan industri khusus Jerman (German Industrial Quarter) di Kawasan Industri Terpadu Batang,” ucapnya.

Sementara mengenai perubahan iklim, kedua pemimpin memiliki komitmen yang sama bagi upaya pengurangan emisi sesuai dengan komitmen yang telah disampaikan masing-masing negara.

“Indonesia memiliki komitmen tinggi untuk melakukan pembangunan hijau," kata Presiden.

Salah satu contohnya adalah upaya yang terus dikembangkan baik restorasi hutan mangrove maupun upaya pembangunan energi secara berkelanjutan.

Kemudian untuk isu kawasan, kedua pemimpin melakukan tukar pikiran mengenai isu Myanmar. Presiden menyampaikan bahwa sikap Indonesia sangat jelas dari sejak awal, yaitu meminta dihentikannya penggunaan kekerasan dan mendorong dilakukannya dialog.

“Dialog di antara mereka diharapkan dapat segera dilakukan, untuk mengembalikan demokrasi, stabilitas, dan perdamaian di Myanmar”, ujarnya.

Indonesia juga telah mengusulkan dilakukannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN guna membahas isu Myanmar dan saat ini persiapan KTT sedang terus dilakukan.

Jerman adalah salah satu mitra terpenting Indonesia di Eropa, di mana kedua negara telah memiliki kemitraan komprehensif sejak tahun 2012. Jerman merupakan mitra dagang terbesar Indonesia di Eropa, mitra investasi terbesar ke-4 di Eropa, dan wisatawan Jerman merupakan ke-3 terbesar dari Eropa.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan bilateral tersebut yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper