Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akibat Serangan Israel, Program Nuklir Iran Terhenti 9 Bulan

Intelijen Iran mengklaim telah mengidentifikasi seseorang di dalam aula pabrik yang bertanggung jawab atas sabotase dengan mengganggu aliran listrik.
Ilustrasi - Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Bushehr di Iran, sekitar 1.200 kilometer sebelah selatan Teheran./Reuters
Ilustrasi - Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Bushehr di Iran, sekitar 1.200 kilometer sebelah selatan Teheran./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Serangan dunia maya di pabrik Natanz milik Iran akan menghentikan program nuklir Teheran selama sembilan bulan, menurut sumber intelijen AS.

Sebelumnya Kementerian luar negeri Iran menyalahkan Israel telah menyabotase fasilitas pengayaan uranium utama negaranya.

Meski Israel belum secara resmi mengkonfirmasi bertanggung jawab, para pejabatnya tidak membantah tuduhan itu.

Sumber intelijen AS mengatakan kepada New York Times bahwa serangan pada Sabtu menyebabkan ledakan yang menghancurkan aliran listrik.

Sumber energi itu dilindungi secara terpisah ke alat sentrifugal canggih penghasil uranium yang diperkaya.

Karena itu, diperkiarakan memakan waktu setidaknya sembilan bulan untuk memulihkan produksi uranium Iran.

Satu sumber mengatakan mereka yakin Israel bertanggung jawab atas serangan itu seperti dikutip TheGuardian.com, Selasa (13/4/2021).

Media Israel mengutip sumber-sumber intelijen mengatakan jaringan mata-mata Mossad berhasil melakukan operasi sabotase dunia maya.

Akan tetapi Iran menyatakan tidak semua alat sentrifugal rusak dan beberapa produksi dapat dimulai kembali minggu depan.

Intelijen Iran mengklaim telah mengidentifikasi seseorang di dalam aula pabrik yang bertanggung jawab atas sabotase dengan mengganggu aliran listrik.

Kasus itu ditangani dengan hati-hati untuk menunjukkan bahwa pabrik tidak rentan terhadap serangan siber eksternal.

Pada satu konferensi pers, Kemenlu Iran mengatakan tidak ada yang terluka dan hanya alat centrifugal yang relatif sederhana yang rusak.

Alat itu akan akan diganti dengan model lebih canggih yang dapat memurnikan uranium dengan kecepatan lebih tinggi.

Hanya saja instalasi itu terbukti rentan terhadap serangan Israel sehingga membuat klaim itu dipertanyakan.

Juru bicara pers Gedung Putih mengatakan AS menyatakan telah melihat laporan tentang insiden itu. Ia menambahkan bahwa AS tidak terlibat dengan cara apa pun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Sumber : TheGuardian.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper