Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyerukan kepada umat Islam agar tidak berpikiran sempit dalam beragama dan menyebut aksi bom bunuh diri sebagai contoh salah satunya.
Hal itu diungkapkan dalam webinar Ikatan Da’i Indonesia (IKADI) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada Minggu (4/4/2021).
Wapres mengatakan da’i saat ini justru tengah dihadapkan dengan tantangan persoalan pemahaman beragama itu sendiri.
Dia menegaskan bahwa yang harus menjadi rujukan bagi para da’i dalam melakukan kegiatan dakwah harus bersumber dari Nabi Muhammad, sesuai tuntunan Al-Quran.
“Para Da’i harus meneladani cara berpikir Rasulullah SAW dan tidak ikut dalam arus berpikir sempit, seperti fenomena yang muncul belakangan ini,” ungkapnya.
Wapres menyebutkan salah satu contoh sederhana cara berpikir sempit adalah tidak percaya bahwa Covid-19 adalah nyata, atau percaya pada teori-teori konspirasi tanpa mencoba untuk memahami fenomena dengan akal sehat dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan.
Baca Juga
Dia mengungkapkan bahwa aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar baru-baru ini merupakan contoh berpikiran sempit.
Dengan cara berpikir sempit, akan memunculkan sifat egosentris dan tidak menghargai perbedaan pendapat sehingga melahirkan pola pikir yang menyimpang.
“Tindakan ini tidak sesuai dengan ajaran Islam karena Islam tidak mengajarkan kekerasan dan pemaksaan kehendak [ikrahiyyan] di dalam dakwahnya dan juga dalam memperjuangkan aspirasi melawan ketidakadilan,” paparnya.
Wapres juga menyinggung bahwa cara berpikir sempit juga menjadi penyebab banyak negara berpenduduk muslim masih mengalami ketertinggalan dalam bidang ekonomi, pendidikan, iptek dan bidang lainnya.
Sebelum menutup sambutannya, Ma’ruf menegaskan tiga pesan kepada para da’i yakni pertama, pentingnya mengembangkan sikap toleran, yaitu perilaku yang menerima dan menghargai keberadaan orang lain yang berbeda keyakinan.
Kedua, anti kekerasan, terutama atas nama agama, baik yang dilakukan secara verbal maupun fisik. Ketiga, menjaga kerukunan dan persatuan.
Pesan ini diungkapkan di saat negara kembali dirundung aksi terorisme beruntun yang terjadi di Gereja Katedral Makassar pada 28 Maret dan baku tembak di Mabes Polri di Jakarta Selatan pada 31 Maret.
Di Makassar, dua orang yang diduga pelaku meninggal di tempat akibat aksi bom bunuh diri dan seorang wanita mati ditembak setelah menerobos masuk ke Mabes.