Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wah! Kemendikbud akan Evaluasi Jurusan SMK yang Tak Lagi Relevan

Tujuh sektor prioritas pada program SMK PK termasuk ekonomi kreatif termasuk digital, permesinan dan konstruksi, hospitality, dan maritim.
Seorang laboran membuat video pembelajaran praktikum di SMK-SMTI Yogyakarta, Umbulharjo, DI Yogyakarta, Senin (10/8/2020). Selama pandemi COVID-19, pengajar di sekolah tersebut membuat video pembelajaran praktikum agar siswa sekolah kejuruan tetap dapat mengerti prinsip dasar pelajaran praktik selama proses pembelajaran jarak jauh. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/
Seorang laboran membuat video pembelajaran praktikum di SMK-SMTI Yogyakarta, Umbulharjo, DI Yogyakarta, Senin (10/8/2020). Selama pandemi COVID-19, pengajar di sekolah tersebut membuat video pembelajaran praktikum agar siswa sekolah kejuruan tetap dapat mengerti prinsip dasar pelajaran praktik selama proses pembelajaran jarak jauh. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan SMK Pusat Keunggulan (PK) yang fokus haya kepa pada tujuh sektor atau bidang. Oleh karena itu, bidang SMK yang tak relevan akan kembali dievaluasi.

Tujuh sektor prioritas pada program SMK PK yaitu ekonomi kreatif termasuk digital, permesinan dan konstruksi, hospitality, care services, maritim, pertanian, dan proyek yang bekerjasama dengan luar negeri atau investasi dari luar negeri.

“Tujuh sektor industri kreatif itu kan luas. Nah, mungkin persepsi pertama tujuh itu, tapi jangan terus kemudian yang lain nggak terkaver. Permesinan bisa kaver otomototif, manufaktur, sipil, teknik elektro, plumbing dan lain-lain. Begitu pula dengan jurusan lainnya,” ungkap Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto pada konferensi virtual, Jumat (19/3/2021).

Dia menyebutkan jika ada penjurusan yang tidak lagi relevan dengan perkembangan zaman, dan tidak ada indutri yang membutuhkan, ada kemungkinan akan dimerger dengan jurusan lain.

“Tapi akan kita kaji dulu. Ada bidang yang sudah tidak obsolete [ketinggalan zaman], kalau tidak dimodifikasi, kalau sudah tidak punya pasangan industri, kalau nggak dimerger ya ditutup,” jelasnya.

Harapannya, SMK tidak lagi menciptakan lulusan yang tidak ada peminatnya. Belum lagi, saat ini yang digemborkan adalah bahwa lulusan SMK menyumbang pengangguran terbanyak di Indonesia.

Dalam program SMK PK tahun ini Kemendikbud menargetkan bisa mendorong standar 900 SMK, baik SMK yang sudah bagus maupun yang masih perlu banyak perbaikan.

Harapannya, ke-900 SMK yang ikut SMK PK akan mendorong SMK lain supaya lebih maju dan bisa berkembang bersama dengan target menjangkau 5.000 SMK dalam empat tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper