Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Daeng M. Faqih menyatakan kelainan medis hipospadia atau cacat lahir pada alat kelamin seseorang dapat diatasi melalui rekomendasi medis terhadap kecenderungan perilaku pasien.
"Sebaiknya diperiksa dulu oleh dokter ahli andrologi, bisa periksa bersama kawan-kawan spesialis dokter kandungan. Diperiksa apakah betul laki-laki atau perempuan atau dua-duanya ada," kata Daeng dalam acara diskusi "Setahun Pandemi Covid-19" di Kantor PB IDI, Jakarta Pusat, Rabu (10/3/2021).
Dia mengatakan bahwa bila seseorang mengalami hipospadia maka perlu ditentukan dari pemeriksaan medis terhadap kecenderungan perilakunya apakah lebih ke laki-laki atau perempuan.
Pasien bersangkutan, imbuhnya, bisa dibantu oleh dokter ahli dalam menentukan hormon yang spesifik. "Dicek hormonnya ke arah mana, laki-laki atau perempuan. Itu bisa diselesaikan melalui skema operasi," ujarnya.
Daeng mengatakan hipospadia tidak ada keterkaitan dengan situasi sosial, politik maupun profesi. Kecacatan itu hanya persoalan seseorang untuk menjadi manusia seutuhnya. "Kasihan. Ini harus dibantu diselesaikan," katanya.
Dia juga mengemukakan bahwa peristiwa yang dialami Aprilia tidak banyak terjadi di Indonesia. Namun, secara ilmu pengetahuan, hipospadia bisa terjadi.
"Dua kelamin itu bisa ada. Kalau dibiarkan dua-duanya, sebagai manusia kasihan dia. Dokter ahli kita bisa selesaikan itu," ujarnya.
Dari hasil pengamatan terhadap perilaku pasien, tim medis akan memberikan rekomendasi terkait penetapan jenis kelamin. "Nanti silakan diputuskan oleh pasien. Medis hanya menyampaikan kecenderungannya," jelasnya.
Hipospadia adalah cacat lahir pada anak laki-laki di mana pembukaan uretra (saluran yang membawa urin dari kandung kemih ke luar tubuh) tidak terletak di ujung penis.
Pada anak laki-laki dengan hipospadia, uretra terbentuk secara tidak normal selama pekan ke 8-14 kehamilan. Kondisi hipospadia pada setiap penderita bisa berbeda-beda.
Pada beberapa kasus, lubang kencing ada yang terletak di bawah kepala penis, di batang penis, dan bahkan ada yang di skrotum atau buah zakar, demikian penjelasan Daeng M Faqih.
Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa memastikan bahwa eks atlet bola voli nasional Serda Aprilia Santini Manganang berjenis kelamin laki-laki. Bukan perempuan. Dengan demikian, Aprilia segera mengubah nama dan jenis kelamin.
"Terkait hal itu, Direktur Hukum Angkatan Darat Brigjen TNI Tetty sudah menyiapkan seluruh dokumen-dokumen untuk membantu Aprilia agar mendapatkan apa yang diinginkan," kata Andika saat jumpa pers di Mabesad, Jakarta, Selasa (9/3/2021).
Eks mantan atlet voli ini masuk ke dalam jajaran TNI AD sejak 2016, dan sudah menjadi bintara di komunitas ajudan jenderal. Namun, dengan perubahan jenis kelamin, pihaknya akan melakukan evaluasi untuk memberikan tugas yang lebih cocok untuk Aprilia.
"Kemungkinan besar kami akan tempatkan di Perbekalan dan Angkutan, atau bahkan di Kesehatan tergantung pada passion-nya lebih besar di mana," ujarnya.