Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Referendum Swiss Dukung Larangan Perempuan Gunakan Penutup Wajah

Kelompok sayap kanan unggul tipis dalam referendum yang didukung oleh kelompok pro-larangan menara masjid pada tahun 2009.
Ilustrasi - Bendera nasional Swiss di Bern/Bloomberg - Stefan Wermuth
Ilustrasi - Bendera nasional Swiss di Bern/Bloomberg - Stefan Wermuth

Bisnis.com, JAKARTA — Usulan kelompok sayap kanan untuk melarang penutup wajah atau burqa di Swiss disetujui.

Kelompok sayap kanan unggul tipis dalam referendum yang didukung oleh kelompok pro-larangan menara masjid pada tahun 2009.

Langkah untuk mengubah konstitusi Swiss itu disahkan dengan margin 51,2 persen berbanding 48,8 persen, menurut hasil resmi sementara seperti dikutip ArabNews.com, Senin (8/3/2021).

Akan tetapi usulan di bawah sistem demokrasi langsung Swiss itu tidak menyebutkan larangan tersebut berlaku bagi umat Islam, namun media telah menjulukinya sebagai larangan menggunakan burqa.

"Di Swiss, tradisi kami adalah Anda menunjukkan wajah Anda. Itu adalah tanda kebebasan dasar kami," kata Walter Wobmann, ketua komite referendum dan anggota parlemen untuk Partai Rakyat Swiss sebelum pemungutan suara.

Dia menyebut penutup wajah sebagai "simbol Islam politik yang ekstrem yang telah menjadi semakin menonjol di Eropa dan tidak memiliki tempat di Swiss".

Dewan Pusat Muslim di Swiss menyebut pemungutan suara sebagai hari gelap bagi komunitas mereka.

"Keputusan hari ini membuka luka lama, semakin memperluas prinsip ketidaksetaraan hukum, dan mengirimkan sinyal yang jelas untuk mengucilkan minoritas Muslim," demikian pernyataan mereka.

Dewan Pusat Muslim Swiss berjanji akan menggugat undang-undang yang menerapkan larangan tersebut ke pengadilan dan berupaya menggalang dana untuk membantu perempuan yang didenda kalau tetap mengenakan burqa.

Proposal itu memang mendahului bencana pandemi Covid-19, yang mengharuskan orang dewasa memakai masker di banyak tempat untuk mencegah penyebaran infeksi.

Sebelumnya dua wilayah di negara itu telah melarang penggunaan penutup wajah.

Sejumlah negara eropa telah memberlakukan larangan serupa. Prancis melarang penggunaan cadar di depan umum pada tahun 2011, sedangkan Denmark, Austria, Belanda dan Bulgaria melarang pemakaian penutup wajah di depan umum,  bagian sebagian maupun penuh.

Universitas Lucerne menyatakan kaum Muslim merupakan 5 persen dari populasi Swiss yang berjumlah 8,6 juta orang. Mereka sebagian besar berasal dari Turki, Bosnia dan Kosovo.

"Setelah pelarangan menara masjid, mayoritas pemilih Swiss sekali lagi mendukung inisiatif yang mendiskriminasi satu komunitas agama," ujar Amnesty International.
"Larangan cadar bukanlah ukuran untuk pembebasan perempuan, tapi kebijakan simbolik berbahaya yang melanggar kebebasan berekspresi dan beragama,” menurut pernyataan Amnesty.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Sumber : ArabNews.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper