Bisnis.com, JAKARTA - Ribuan dosis vaksin Covid-19 di Jepang rusak tak bisa digunakan lantaran kerusakan lemari pendingin yang digunakan untuk penyimpanan.
Kementerian Kesehatan Jepang menyatakan bahwa terjadi kerusakan mesin pendingin yang menyebabkan 172 botol vaksin atau 1.032 dosis vaksin terbuang percuma. Kerusakan itu diketahui terjadi pada akhir pekan lalu.
Sebagai catatan, Jepang menggunakan vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer Inc. dan BioNTech yang harus disimpan dalam suhu sangat dingin dengan wadah khusus.
Protokol yang berlaku saat ini adalah vaksin disimpan hingga enam bulan dalam freezer ultra-dingin pada suhu -80° derajat Celsius hingga -60° Celcius dan dikirim dalam wadah termal khusus.
Peristiwa vaksin terbuang percuma itu merupakan kasus pertama yang terjadi di Jepang. Sejauh ini, negara tersebut telah menerima 1,4 juta dosis vaksin dari Pfizer Inc dan BioNTech lewat tiga kloter pengiriman.
Kementerian Kesehatan Jepang tidak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai peristiwa tersebut, termasuk menyebut insititusi medis yang menyimpan dan merk mesin pendingin yang digunakan.
Adapun, untuk penyebab kerusakan sampai dengan saat ini masih dalam proses penyelidikan.
Penyimpanan dingin yang diperlukan untuk vaksin yang menggunakan teknologi messenger RNA seperti vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Pfizer Inc. dan BioNTech. Vaksin dikirim dalam wadah termal yang dirancang khusus, yang dapat digunakan sebagai mesin pendingin ultra-dingin darurat selama 30 hari jika diisi ulang secara berkala dengan es.
Sebelum dicampur dengan pengencer garam, vaksin Pfizer-BioNTech juga dapat disimpan di lemari es selama lima hari pada suhu 2 derajat Celsius hingga 8 derajat Celsius. Vaksin diberikan pada suhu kamar.