Bisnis.com, JAKARTA - Paus Fransiskus dilaporkan akan mengunjungi Irak pada pekan depan. Pemimpin umat Katolik sedunia itu juga bakal mengadakan doa lintas agama di situs Mesopotamia kuno Ur.
Doa lintas agama akan dihadiri oleh umat Kristen, Muslim, Mandaean-Sabaean, Yazidi dan agama minoritas lainnya yang hadir di Irak. Doa lintas agama bertujuan mengenalkan harmoni antara kelompok-kelompok agama dalam sebuah Misa yang dinamai Vatikan sebagai 'Doa untuk putra dan putri Ibrahim'.
Para arkeolog juga mengharapkan kunjungan Paus akan menarik perhatian baru ke tempat yang dihormati sebagai tempat kelahiran Nabi Ibrahim.
Ur populer di kalangan wisatawan negara Barat pada 1970-an dan 1980-an, tetapi semakin jarang dikunjungi akhir-akhir ini setelah perang puluhan tahun dan ketidakstabilan politik menghancurkan industri pariwisata internasional Irak. Krisis virus corona kini juga membuat turis lokal menjauh.
Terletak sekitar 300 km di selatan ibu kota Baghdad, situs ini terdiri dari Ziggurat bergaya piramida dan kompleks perumahan yang berdekatan serta kuil dan istana.
Situs arkeologi itu digali sekitar 100 tahun yang lalu oleh Leonard Woolley, seorang Inggris yang menemukan harta karun yang menyaingi penemuan harta karun di makam Tutankhamen di Mesir.
Baca Juga
Sejak penemuan itu eksplorasi arkeologi semakin digiatkan. Ur adalah salah satu kota tertua di dunia, tempat permukiman perkotaan, tulisan, dan pusat kekuasaan negara dimulai.
Menurut direktur Badan Purbakala dan Warisan Negara Ur, Ali Kadhim Ghanim, kompleks di sebelah Ziggurat berasal dari sekitar tahun 1900 SM.
Kali ini, Ghanim berharap kunjungan Paus Fransiskus akan menarik perhatian internasional ke situs tersebut, yang menurutnya sangat dibutuhkan untuk mendanai pekerjaan restorasi di istana dan kuilnya. "Bukan hanya pariwisata, tapi kami yakin akan ada kunjungan ziarah oleh umat Kristiani," kata Ghanim.
Un Ponte Per, sebuah organisasi yang berbasis di Italia, bekerja dengan Program Pembangunan PBB untuk membuat infrastruktur di sana seperti jalan setapak, tempat istirahat dan rambu-rambu untuk membantu pengunjung. Jalan-jalan di sekitar situs sedang direnovasi dan kabel listrik diperpanjang sebelum kunjungan Paus.
Tetapi tanpa dana yang memadai, Ghanim mengatakan bahwa pemerintahannya terbatas hanya untuk menahan kerusakan lebih lanjut pada situs tersebut, seperti menggali parit untuk mengalihkan air hujan dari reruntuhan.
Uskup Agung Basra Habib al-Naufaly menekankan pentingnya arti simbolis kunjungan Paus Fransiskus pada 5-8 Maret nanti, karena Irak masih dalam pemulihan dari perang melawan ISIS yang menghancurkan sejumlah situs warisan Kristen.