Bisnis.com, JAKARTA— Sentimen Pilpres 2019 masih mewarnai hasil survei nasional terkait kepuasan atas kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, meski Pilpres sudah berlalu hampir satu setengah tahun.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno mengatakan bahwa setelah melihat survei, tingkat kepuasan publik yang lebih rendah atas kinerja Presiden Jokowi terjadi di sejumlah wilayah yang bukan basis pendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf ketika Pilpres 2019.
Wilayah itu antara lain Banten, Jakarta, dan Jawa Barat yang menunjukkan tingkat ketidakpuasan 42,4 persen. Padahal, tingkat kepuasan atas kinerja Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden selama hampir satu setengah tahun periode keduanya ini sebesar total 65,4 persen dan total 29,1 persen tidak puas serta 5,5 persen tidak menjawab.
Selain soal faktor wilayah basis pemilih pada Pilpres 2019, hasil survei nasional yang dilakukan lembaga yang dipimpinnya itu menunjukkan kalangan konstituen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang saat pemilu mendukung pasangan Prabowo-Sandi menunjukkan tingkat ketidakpuasan 64,1 persen.
Begitu juga dengan kalangan pemilih simpatisan Front Pembela Islam (FPI) yang menunjukkan angka ketidakpuasan 66,6 persen. Sedangkan dari kalangan pemilih Partai Gerindra angka ketidakpusannya tercatat 44,2 persen.
“Memang masih ada residu dari Pilpres 2019 berdasarkan hasil survei ini,” ujar Adi ketika dihubungi Bisnis terkait hasil survei tersebut, Senin (22/2/2021).
Baca Juga
Kesimpulan dari hasil survei itu juga terlihat ketika organisasi masyarakat Muhammadiyah menempatkan angka 50,2 persen untuk ketidakpuasannya serta organisasi kepemudaan di angka 65,0 persen.
Kinerja Wapres Meningkat
Sementara tingkat kepuasan masyarakat terhadap Ma'ruf Amin selaku wakil presiden RI lebih rendah hasilnya dibandingkan Jokowi, yakni hanya 50,8 persen. Sementara yang tidak puas mencapai 43,8 persen, dan 5,4 persen tidak menjawab.
"Salah satu faktor yang membuat tingkat kepuasan terhadap kinerja wapres menurun adalah minimnya respon wapres terhadap beberapa isu yang belakangan cukup krusial terutama yang berkaitan dengan Islam politik," katanya.
Hanya saja Adi mengakui sejak awal tahun kinerja Ma’ruf Amin menunjukkan peningkatan yang nyata dari tahun sebelumnya. Wapres mulai banyak merespon isu-isu nasional seperti soal ekonomi syariah.
“Bagaimanapun juga ini angka yang positif untuk kepuasan atas kinerja Kyai Ma’ruf karena sebelumnya angkanya jauh lebih rendah, bahkan menyentuh angka 30 persen untuk ketidakpuasan kinerja Wapres,” katanya.
"Status Ma'ruf Amin sebagai ulama tentunya membuat kelompok Islam memiliki ekspektasi cukup tinggi terhadap respon dan pembelaan wapres terkait isu yang beririsan dengan kelompok Islam," katanya.
Dalam melakukan survei ini, Parameter Politik Indonesia menyasar populasi warga yang telah memiliki hak pilih.
Sampel survei ini adalah 1.200 responden, diambil dengan metode simple random sampling dari 6.000 data target yang pernah diwawancara tatap muka pada September 2017-Desember 2020.
Margin of error survei sebesar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei terbaru PPI ini dilakukan pada 3-8 Februari 2021 dengan menggunakan kuosiner via telepon (telepolling).