Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Negara Barat Peringatkan Iran Bahaya Menghalangi Tim Inspeksi Nuklir

Mereka mendesak Iran untuk mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan berbahaya tersebut, terutama pada saat kesempatan diplomatik telah diperbarui.
Fasilitas pengayaan nuklir Iran di Natanz/Reuters-Presidential Official Website-Handout
Fasilitas pengayaan nuklir Iran di Natanz/Reuters-Presidential Official Website-Handout

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah negara Eropa dan Amerika Serikat memperingatkan Iran bahwa akan "berbahaya", kalau membatasi inspeksi Badan Nuklir PBB dan mendesak Teheran untuk kembali ke kepatuhan penuh dengan Kesepakatan Nuklir 2015.

Menteri Luar Negeri Prancis, Jerman dan Inggris yang membentuk kelompok "E3" bertemu di Paris untuk membahas keamanan di Iran dan kawasan Timur Tengah. Sedangkan, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken bergabung dengan mereka melalui konferensi video.

"Mengenai Iran, E3 dan Amerika Serikat menyatakan kepentingan keamanan fundamental mereka bersama dalam menegakkan rezim non-proliferasi nuklir dan memastikan bahwa Iran tidak akan pernah bisa mengembangkan senjata nuklir," kata para menteri itu dalam pernyataan bersama setelah pertemuan virtual seperti dikutip Aljazeera.com, Jumat (19/2/2021).

Mereka mendesak Iran untuk mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan berbahaya tersebut, terutama pada saat kesempatan diplomatik telah diperbarui.

Ditambahkan, bahwa mereka sepakat Iran harus kembali ke "kepatuhan penuh" dengan perjanjian.

Para menteri "mengungkapkan keprihatinan mereka bersama atas tindakan Iran baru-baru ini untuk memproduksi uranium yang diperkaya hingga 20 persen dan logam uranium", menurut pernyataan itu.

Kali ini adalah untuk kedua kalinya Menteri Luar Negeri AS Blinken mengadakan diskusi dengan rekan-rekan Eropa-nya sejak Presiden Joe Biden menjabat bulan lalu.

Biden berjanji untuk bekerja lebih dekat dengan sekutu daripada pendahulunya, Donald Trump.

Iran sebelumnya mengatakan,  akan melarang inspeksi Badan Energi Atom Internasional (IAEA) masuk  ke fasilitas nuklirnya pada 21 Februari jika  negara penandatangan lainnya tidak menerapkan komitmen mereka sendiri berdasarkan kesepakatan 2015.

Perjanjian itu telah berubah sejak presiden Donald Trump menarik AS keluar dari perjanjian pada 2018.

“Tindakan yang telah diambil di Teheran dan mungkin akan diambil dalam beberapa hari mendatang sama sekali tidak membantu. Mereka mengancam  Amerika Serikat untuk kembali ke perjanjian ini. Semakin banyak tekanan yang diberikan, semakin sulit secara politis untuk menemukan solusi,” ujar Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas  kepada wartawan di Paris.

Sedangkan, Kanselir Jerman Angela Merkel dan presiden Dewan Eropa akan berbicara dengan Presiden Iran Hassan Rouhani minggu ini untuk mencoba mengakhiri kebuntuan diplomatik tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper