Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ternyata, Ini Penyebab Spesimen Covid-19 Anjlok Sepekan Terakhir

Akibat dari pengkinian allrecord-TC19 itu, aplikasi tersebut tidak bisa diakses oleh pengguna mulai dari fasilitas layanan kesehatan, laboratorium, dan dinas kesehatan.
Ilustrasi - Petugas medis mengambil sampel swab tenggorokan salah seorang warga dalam pemeriksaan swab massal/ANTARA-Khalisnn
Ilustrasi - Petugas medis mengambil sampel swab tenggorokan salah seorang warga dalam pemeriksaan swab massal/ANTARA-Khalisnn

Bisnis.com, JAKARTA – Pencatatan spesimen Covid-19 dalam sepekan terakhir anjlok, hanya di kisaran 20.000-an dengan positivity rate harian tinggi sampai mencapai 40 persen. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengaku tengah melakukan perbaikan pada sistem pelaporan.

Mulai 15 Februari 2021 hingga saat ini, Kementerian Kesehatan masih melakukan proses pemutakhiran aplikasi allrecord TC19. Hal itu bertujuan meningkatkan kemampuan kinerja aplikasi untuk pencatatan dan pelaporan tes Covid-19.

“Proses pemeliharaan sistem sampai dengan saat ini masih berlangsung, sehingga selama proses tersebut berlangsung, pengguna aplikasi mengalami hambatan dalam melakukan akses ke aplikasi tersebut,” ujar Anas Maruf, Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan, mengutip keterangan resmi Kemenkes, Jumat (19/2/2021).

Akibat dari pengkinian allrecord-TC19 itu, aplikasi tersebut tidak bisa diakses oleh pengguna mulai dari fasilitas layanan kesehatan, laboratorium, dan dinas kesehatan.

Hal itu menyebabkan data kasus konfirmasi, kasus sembuh, dan kasus meninggal dilaporkan secara berjenjang dan secara manual.

Sedangkan, data Jumlah spesimen yang diperiksa, jumlah orang yang diperiksa dan jumlah hasil negatif pemeriksaan RT-PCR yang biasanya diambil dari allrecord-TC19 tidak memiliki data.

“Sehingga tidak bisa dihitung positivity rate yang benar,” imbuh Anas.

Kementerian Kesehatan sempat tidak mengeluarkan angka spesimen dan positivity rate harian pada 17 Februari 2021.

“Diharapkan proses pemeliharaan aplikasi dapat segera selesai dan aplikasi berjalan normal sehingga bisa digunakan kembali oleh pengguna,” tambah Anas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper