Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemendikbud Targetkan Ada 2.500 Sekolah Penggerak Sepanjang 2021

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makariem optimistis target itu terus bertumbuh pada tahun-tahun berikutnya hingga 40.000 pada 2024.
Seorang guru bahasa Inggris sedang mengajar saat dilaksanakannya sedang sekolah tatap muka di salah satu rumah warga di Kota Kupang, NTT Senin (10/08/2020)./Antara
Seorang guru bahasa Inggris sedang mengajar saat dilaksanakannya sedang sekolah tatap muka di salah satu rumah warga di Kota Kupang, NTT Senin (10/08/2020)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makariem menargetkan 2.500 sekolah bisa menjadi sekolah penggerak sepanjang 2021.

“Target kita, tahun ini, karena pertama kali 2.500 targetnya, tahun kedua 10.000, tahun ketiga 20.000, dan tahun keempat 40.000, di tahun-tahun berikutnya mayoritas sampai 100 persen akan menjadi sekolah penggerak,” kata Nadiem dalam dialog Merdeka Belajar Episode Tujuh, Senin (1/2/2021).

Pada program Sekolah Penggerak, kata Nadiem, Pemerintah Pusat akan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah menjadikan sekolah di daerahnya sebagai katalis atau percontohan bagi sekolah-sekolah lain. Fokusnya ada pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik.

Melalui program ini, diharapkan hasil belajar siswa baik numerasi dan literasi bisa berada di atas rata-rata karena lingkungan belajarnya di sekolah sudah aman, nyaman, inklusif dan menyenangkan.

Adapun, pembelajaran di sekolah penggerak akan berpusat pada murid, bukan pada regulasi, bukan pada hal lain tapi pada kemampuan dan kebutuhan murid.

“Dalam program ini kita ingin melihat guru-guru berefleksi, berkolaborasi sebagai tim, di mana guru juga harus bekerja sama dengan kepala sekolah untuk bisa menemukan inovasi dan mengetes apakah inovasi itu berhasil, dengan asesmen di dalam kelas, dan survei,” imbuh Nadiem.

Program ini juga diharapkan bisa menjadi penyempurnaan dari program pendidikan sebelum-sebelumnya. Bedanya, intervensi dilakukan secara holistik, bukan hanya dari kurikulum, pelatihan guru, atau memberikan barang-barang digital saja, tapi juga untuk perbaikan kualitas SDM, proses pembelajaran, perencanaan belajar, penggunaan teknologi, dan pendampingan dari Pemda.

Nadiem juga menegaskan untuk program ini tidak akan memilih sekolah unggulan. Kemendikbud akan memilih berbagai sekolah dalam fase-fase tersendiri.

“Kita akan melakukan trasformasi pada sekolah apapun. Pendampingannya akan terjadi melekat selama 3 tahun ajaran, tidak hanya 3 bulan seperti program jangka pendek lainnya. 3 tahun Ini adalah waktu minimum untuk mengubah budaya pembelajaran di sekolah,” kata Nadiem.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper