Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini yang Terjadi, jika Virus Corona Mutasi setelah Vaksinasi Covid-19

Menurutnya, vaksin memang bukan satu-satunya intervensi untuk menekan angka kejadian Covid-19.
Dokter menyuntikkan vaksin CoronaVac ke lengan petugas medis saat vaksinasi COVID-19 dosis kedua di RSUD Arifin Achmad, Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (28/1/2021). Pemerintah menargetkan realisasi vaksinasi COVID-19 meningkat hingga sebanyak satu juta orang setiap hari karena sudah tersedia 30.000 petugas vaksinasi yang tersebar di 10.000 Puskesmas dan 3.000 rumah sakit. /Antara
Dokter menyuntikkan vaksin CoronaVac ke lengan petugas medis saat vaksinasi COVID-19 dosis kedua di RSUD Arifin Achmad, Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (28/1/2021). Pemerintah menargetkan realisasi vaksinasi COVID-19 meningkat hingga sebanyak satu juta orang setiap hari karena sudah tersedia 30.000 petugas vaksinasi yang tersebar di 10.000 Puskesmas dan 3.000 rumah sakit. /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Vaksinasi Covid-19 telah dimulai di Indonesia pada 13 Januari 2021, dengan para tenaga kesehatan sebagai prioritas penerima vaksinasi. Efektivitas vaksinasi Covid-19 menjadi poin penting dalam pencegahan dan pengendalian penyebaran Virus Corona.

Dalam literasinya, guru besar di Universitas Airlangga Chairul Anwar Nidom menerangkan, salah satu tantangan besar dalam vaksinasi adalah mutasi virus.

“Mengingat virus Covid-19 berstruktur RNA yang mudah bermutasi,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Minggu (31/1/2021).

Protein S (spike) Covid-19 sebagai pengantar masuknya virus ke sel manusia menjadi target utama pengembangan vaksin sekaligus analisis mutasi virus. Pola mutasi protein S yang terjadi sampai dengan 12 Januari 2021 meliputi A222, S477, D614, Q677.

Informasi pola mutasi tersebut dituangkan dalam jurnal ilmiah oleh Grup Peneliti Professor Nidom Foundation (PNF) dengan judul “An Update Investigation Prior To Covid-19 Vaccination Program in Indonesia: Full-Length Genome Mutation Analysis of SARS CoV-2” dan dipublikasikan bioRxiv pada 27 Januari 2021.

“Selain mutasi berdampak pada efektivitas vaksinasi, juga sebaliknya vaksinasi dapat memicu terjadinya mutasi virus,” tutur Nidom.

Mutasi D614G menyebabkan peningkatan virulensi dan jumlah titer virus dalam darah serta dicurigai berperan dalam peningkatan pengikatan virus pada sel manusia dan peningkatan risiko terjadinya Antibody Dependent Enhancement (ADE).

Ketua tim Laboratorium Profesor Nidom Foundation itu juga menjelaskan, mekanisme lain mutasi ke bentuk D614G dapat melalui antibody escape yang difasilitasi oleh antigenic drift.

Jika, mutasi D614G berdampak pada sensitivitas neutralizing antibody atau aktivitas ADE yang diamati dalam studi virus SARS, mutasi D614G dapat menyebabkan kuatnya ikatan dengan reseptor ACE2.

“Sehingga seseorang lebih mudah terinfeksi untuk yang kedua kalinya serta juga berpengaruh pada kecepatan penularan, jumlah dan keparahan penyakit,” kata Nidom.

Tim PNF, telah mengidentifikasi mutasi D614G yang ditemukan pada 103 isolat Indonesia yang tersebar di berbagai daerah mulai dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Data peta sebaran Covid-19 ini beserta mutasi yang lain, dapat dijadikan informasi dasar dalam membandingkan pola mutasi.

“Yang selanjutnya dapat digunakan untuk kebijakan tindakan pencegahan dan konstruksi vaksin berbasis isolat lokal,” ujarnya.

Menurutnya, vaksin memang bukan satu-satunya intervensi untuk menekan angka kejadian Covid-19. Intervensi non-medis yang juga tak kalah penting, kata dia, adalah tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan yaitu dengan menjalankan 5M.

Selain itu, profesor di Fakultas Kedokteran Hewan Unair itu juga menerangkan pengukuran terhadap titer antibodi pasca vaksinasi juga perlu dilakukan. Tujuannya agar antibodi yang dihasilkan oleh vaksinasi diketahui kadarnya dan kemampuan proteksi terhadap virus lapangan.

“Akhirnya intervensi medis maupun nonmedis merupakan bagian penting yang harus dilakukan secara terukur untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia,” katanya menambahkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.Co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper