Bisnis.com, JAKARTA — Pelaksanaan program vaksinasi nasional yang tepat waktu dinilai menjadi faktor krusial dalam percepatan pemulihan ekonomi di Indonesia. Terutama, jika dilihat dari sulitnya pemerintah melakukan pencegahan penyebaran Covid-19, vaksinasi hampir menjadi satu-satunya hal yang berdampak signifikan.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal menilai semakin lambat program vaksinasi dalam mencakup 70 persen populasi sebagai syarat mencapai herd immunity akan semakin menunda pemulihan ekonomi.
“Saya pikir ini merupakan faktor krusial dalam pemulihan ekonomi nasional. Kalau semakin lambat program vaksinasi dalam memenuhi jumlah dosis yang dibutuhkan, akan semakin lambat juga pemulihan ekonomi,” ujar Faisal kepada Bisnis, Minggu (31/1/2021).
Menurutnya, penjualan di Tanah Air masih akan berada di dalam tekanan sebelum 181,5 juta populasi diberikan vaksin Covid-19. Terutama, sektor-sektor yang terdampak parah karena pandemi seperti pariwisata.
Dengan demikian, lanjutnya, diperlukan stimulus untuk menjaga pelaku usaha di sektor tersebut agar tetap dapat mengapung hingga program vaksinasi nasional selesai dilaksanakan serta memberi efek positif.
Seiring dengan berjalannya program vaksinasi, lanjutnya, pemerintah diharapkan terus mengucurkan stimulus untuk membantu biaya operasional pelaku usaha.
Baca Juga
“Potongan pajak saja tidak cukup. Namun, juga diperlukan stimulus untuk biaya listrik yang disesuaikan dengan tingkat dampak di tiap-tiap sektor. Kemudian, subsidi gaji untuk menghindari perumahan karyawan dan pemutusan hubungan kerja. Paling tidak, kalaupun penjualan tidak naik, biaya operasional bisa ditekan dengan stimulus,” lanjutnya.
Kendati demikian, Faisal melihat sebagian sektor dunia usaha tidak harus menunggu rampungnya program vaksinasi untuk bisa bergeliat. Beberapa di antaranya adalah sektor makanan dan minuman (mamin) dan farmasi yang sudah menunjukkan pergerakan positif dalam beberapa waktu terakhir.
“Namun, untuk sektor pariwisata, tanpa ada stimulus akan kolaps,” ujarnya.
Lebih jauh, dia memperkirakan dampak program vaksinasi nasional terhadap pertumbuhan ekonomi tahun ini tidak akan mendorong terjadinya pelonjakan luar biasa. Pertumbuhan ekonomi tahun ini masih ditarget 3—5 persen.
Bahkan, jika pelaksanaan program vaksinasi molor dari target, pertumbuhan ekonomi tahun ini hanya akan berkisar di batas bawah proyeksi 3—5 persen tersebut.