Bisnis.com, JAKARTA - Pendiri Microsoft Bill Gates optimistis masyarakat di negara-negara kaya akan melihat pandemi berakhir pada akhir 2021.
Pada akhir tahun ini, miliarder ini menilai masyarakat di negara-negara kaya akan kembali ke kehidupan normal. Asumsinya, vaksin dapat diluncurkan ke sekitar 70 persen hingga 80 persen populasi mereka.
Gates juga menunjukkan optimismenya terkait pandemi, termasuk pengembangan teknologi vaksin mRNA yang sangat dipercepat yang digunakan dalam vaksin produksi Pfizer-BioNtech dan Moderna.
Dalam lima hingga 10 tahun ke depan, kata Gates, vaksin mRNA akan menjadi lebih cepat dan lebih murah untuk dikembangkan, lebih mudah diukur, dan lebih stabil untuk disimpan. Pengembangan vaksin jenis ini membuka peluang di masa depan untuk melawan penyakit seperti HIV dan malaria.
"Ini membawa harapan baru bagi vaksin yang belum ada---bahwa kita bisa mendapatkannya lebih cepat," kata Gates dalam wawancara dengan Reuters dan dilansir Antara, Rabu (27/1/2021).
Dalam wawancara itu, Bill Gates juga memperkirakan negara-negara miskin akan tertinggal enam hingga delapan bulan di belakang negara yang lebih kaya dalam mendapatkan akses ke vaksin Covid-19 untuk melindungi populasi mereka terhadap pandemi.
Sosok filantropi ini mengatakan peluncuran vaksin Covid-19 pertama sebagai masalah distribusi yang sulit. Perilisan vaksin itu pun dinilai memberi tekanan pada lembaga global, pemerintah, dan pembuat obat.
"Setiap politisi berada di bawah tekanan untuk mengajukan tawaran agar negara mereka bisa berada di urutan atas dalam antrean (pasokan vaksin)," kata Gates.
Yayasan Bill dan Melinda Gates sejauh ini telah berkomitmen sebesar 1,75 miliar dolar AS (sekitar Rp24,7 triliun) untuk tanggapan global terhadap pandemi Covid-19, termasuk dana untuk inisiatif berbagi vaksin, COVAX, yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan didukung oleh sejumlah produsen vaksin.
COVAX, yang dipimpin oleh aliansi vaksin GAVI, bertujuan untuk memberikan 2,3 miliar dosis vaksin Covid-19 hingga akhir tahun, termasuk 1,8 miliar dosis ke negara-negara miskin secara gratis. Fasilitas ini berharap dapat memulai pengiriman bulan depan.
Gates, yang mengatakan pasokan vaksin melalui COVAX akan 'sedang' pada awalnya.
"Jumlah total dosis yang akan dimiliki GAVI (dan COVAX) pada paruh pertama tahun ini masih sangat sedang. Ya, mereka akan mendapatkan beberapa dosis, tetapi jika Anda membandingkan kapan mereka akan mencapai persentase cakupan yang sama dengan negara kaya---di situlah menurut saya enam sampai delapan bulan, berdasarkan skenario terbaik," kata Gates.