Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengapa Vaksinasi Menimbulkan Demam? Ini Penjelasannya

Apakah vaksinasi berbahaya? Sejauh ini vaksinasi terus dilakukan di banyak wilayah. Asumsinya, jika vaksinasi berbahaya, tentu program tersebut akan dihentikan.
Ilustrasi - Tim Vaksinasi Covid-19./Dok. Satgas Covid-19
Ilustrasi - Tim Vaksinasi Covid-19./Dok. Satgas Covid-19

Bisnis.com, JAKARTA - Jika di masa kecil pernah mendapatkan vaksinasi, baik di lingkungan rumah atau di sekolah, ada kalanya Anda mengalami demam di malam hari.

Selain itu, di daerah sekitar lokasi penyuntikan akan timbul memar yang dikenal kalangan awam sebagai bengkak.

Dampak-dampak seperti itu kerap membuat anak ketakutan saat menjalani vaksinasi. Tak jarang, anak menangis ketakutan sebelum menjalani vaksinasi. Bahkan, ada pula anak yang sampai pingsan, karena ketakutan.

Lantas, apakah vaksinasi berbahaya? Sejauh ini vaksinasi terus dilakukan di banyak wilayah. Asumsinya, jika vaksinasi berbahaya, tentu program tersebut akan dihentikan.

Apakah vaksinasi memberikan efek samping? Jawabannya, "iya".

Dijelaskan Dokter Dirga, dikutip dari situs covid19.go.id, sama seperti produk medis lainnya, bahkan makanan kita sehari-hari, vaksin juga memiliki efek samping. 

Menurut Dokter Dirga, berdasarkan penelitian, 95 persen efek samping dari vaksin bersifat ringan, seperti nyeri pada bekas suntikan ataupun demam yang biasanya berlangsung paling lama 48 jam setelah divaksin.

Demam sebagai efek samping adalah tanda vaksin berhasil memicu sistem kekebalan tubuh kita.

Vaksin dipastikan aman dan ampuh sejak dari proses pengembangannya, sehingga memiliki manfaat yang jauh lebih besar daripada efek samping yang ditimbulkan.

Berikut video edukasi tentang vaksinasi dari Dokter Dirga:

 

Kasus Vaksinasi Covid-19

Sementara itu, berdasar catatan Bisnis, ketika proses vaksinasi Covid-19 dimulai di banyak negara, muncul laporan sejumlah efek samping yang muncul.

Efek samping yang sering dilaporkan dari vaksin Covid-19 yakni kelelahan, sakit kepala, dan nyeri otot.

Kelelahan telah dilaporkan oleh sekitar 63 persen subjek penelitian yang menerima vaksin, sementara sakit kepala dan nyeri otot masing-masing memengaruhi sekitar 55 dan 38 persen peserta.

Sejumlah kecil peserta melaporkan menggigil, nyeri sendi, atau demam setelah vaksinasi.

Peserta lebih mungkin melaporkan gejala tersebut setelah dosis kedua vaksin.

Terkait hal ini, pakar kesehatan dari Tucson, Arizona, AS, Dr Matthew Heinz menyebutkan bahwa reaksi terhadap dosis kedua cenderung lebih merupakan respons yang intens, yang masuk akal, mengingat sistem kekebalan sudah terpapar.

“Ketika mendapat dosis lain, maka akan ada semacam respons yang lebih cepat dan lebih kuat. Itu sangat masuk akal secara imunologis,” tambahnya.

Sementara menurut MHRA (The Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency), badan eksekutif dari Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial di Inggris, dalam studi klinis dengan vaksin, sebagian besar efek sampingnya ringan sampai sedang.

Semisal, sebagian besar efek samping vaksin AstraZeneca sembuh dalam beberapa hari, dengan beberapa masih ada seminggu setelah vaksinasi.

Efek samping yang umum dari vaksin ini adalah:

  • Nyeri, nyeri, hangat, kemerahan, gatal, bengkak atau memar di tempat suntikan diberikan.
  • Umumnya merasa tidak enak badan
  • Merasa lelah (kelelahan)
  • Menggigil atau merasa demam
  • Sakit kepala
  • Merasa sakit (mual)
  • Nyeri sendi atau nyeri otot.

Efek samping umum lainnya - mempengaruhi hingga satu dari 10 orang - termasuk:

  • Benjolan di tempat suntikan
  • Demam
  • Sedang sakit (muntah)
  • Gejala mirip flu, seperti demam tinggi, radang tenggorokan, pilek, batuk dan menggigil.

Dr Heinz menyarankan agar orang-orang menjadwalkan vaksinasi pada saat kondisi lebih fit untuk mengelola potensi efek samping seperti kelelahan atau sakit kepala.

“Jangan lakukan itu pada jam 9 pagi dalam perjalananmu ke kantor. Lakukan di pengujung hari, jika Anda bekerja dengan jam kerja normal, atau hari di mana Anda libur, "katanya.

Jika Anda mengalami nyeri di sekitar tempat suntikan, mungkin diobati dengan obat yang dijual bebas.

"Obat-obatan tersebut juga dapat membantu meredakan demam, sakit kepala, nyeri otot, atau nyeri sendi," ujarnya.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Sumber : Bisnis.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper