Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Norwegia Redam Kekhawatiran soal Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Norwegia menyebut semakin banyak orang yang mengkhawatirkan efek samping dari penggunaan vaksin usai puluhan lansia meninggal setelah divaksin Covid-19.
Jarum suntik. /Bloomberg
Jarum suntik. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas kesehatan Norwegia berupaya meredam kekhawatiran terhadap keamanan vaksin Covid-19 setelah adanya puluhan lansia yang meninggal usai mendapat vaksin dengan mengatakan bahwa kematian tersebut tak ada hubungannya dengan vaksin.

Pemerintah Norwegia segera melaporkan hal tersebut lantaran makin banyak orang yang mengkhawatirkan efek samping dari penggunaan vaksin.

“Jelas bahwa tertular Covid-19 lebih berbahaya daripada divaksinasi,” kata Steinar Madsen, Direktur Medis di Norwegian Medicines Agency, dilansir Bloomberg Rabu (20/1/2021).

Sebelumnya, di Norwegia tercatat ada 33 orang, seluruhnya berusia di atas 75 tahun, meninggal usai divaksinasi. Agensi Kesehatan Norwegia menyebutkan seluruhnya sudah dalam keadaan sakit berat. Negara Skandinavia tersebut sudah menyuntikkan hampir seluruh populasi panti jompo, dengan 48.000 orang divaksinasi sampai Senin (18/1/2021).

Madsen mengatakan, kematian yang dilaporkan artinya hanya satu banding 1.000 pasien panti jompo yang divaksinasi. Madsen tak menampik bahwa vaksin tersebut memang bisa memberikan efek samping seperti memperparah kondisi kesehatan yang sudah dimiliki pasien sebelumnya.

Negara lain seperti Jerman dan Israel, juga sudah melaporkan adanya kematian beberapa orang setelah mendapat vaksin, tanpa melihat hubungan penyebab kematiannya dengan vaksin.

Pengawasan vaksin dari Pemerintah Hong Kong menyebut masih menunggu data lebih lanjut dari Norwegia dan Jerman terkait dengan kematian yang melibatkan vaksinasi dari Pfizer-BioNTech, yang sudah diberi izin edar di beberapa wilayah.

Para ahli vaksin memperkirakan sejak awal bahwa kematian setelah vaksinasi pada pasien berisiko tinggi dapat menyebabkan kebingungan dan kekhawatiran.

"Orang tidak akan melihat faktor bahwa yang divaksin dalam kondisi lemah, atau orang tua memang lebih rentan meninggal. Orang akan berpikir bahwa vaksin itu membunuh orang,” kata Keipp Talbot, Profesor kedokteran di Vanderbilt University.

Talbot, awalnya menjadi satu-satunya orang yang menolak vaksin diberikan pada orang tua. Bukan karena berbahaya, tapi karena apabila terjadi perburukan dan meninggal pada pasien yang dalam kondisi sakit parah dan lemah, kepercayaan orang-orang terhadap vaksin akan menurun.

Talbot menyarankan penggunaan vaksin Covid-19, yang jumlahnya terbatas itu, agar diberikan hanya pada orang-orang yang berada di sekitar mereka yang sakit dan sudah tua.

“Yang bisa jadi pengukuran lebih lanjut nantinya adalah perbandingan antara tipikal jumlah pasien yang meninggal di panti jompo sebelum ada vaksin dan sesudah disuntik vaksin,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper