Bisnis.com, JAKARTA – Produsen sarung tangan karet terbesar di dunia, Top Glove Corp., melakukan melakukan screening massal kepada pekerja setelah beberapa di antaranya di Malaysia dinyatakan positif Covid-19.
Dilansir Bloomberg pada Sabtu (16/1), perusahaan kini tengah memantau dengan cermat situasi dan terus berdiskusi dengan tim manajemen mengenai perkembangan dan semua karyawan yang terlibat.
Produsen asal Malaysia ini berusaha untuk menghindari terulangnya kejadian tahun lalu ketika pihak berwenang menutup sementara 28 pabriknya setelah lebih dari 4.000 pekerja dinyatakan positif.
Pemerintah pada bulan Desember mengakhiri lockdown 28 hari di asrama pekerja Top Glove setelah laju infeksi menurun.
Semua karyawan di pabrik Top Glove di Port Dickson diperiksa pada Kamis (14/1), dan karyawan yang positif Covid-19 saat ini tengah menjalani karantina. Top Glove mengatur agar karyawan di pabriknya di Klang menjalani pemeriksaan massal, sedangkan contact tracing kini tengah dilakukan di dua pabrik di Kulim dan Shah Alam.
Malaysia tengah berjuang untuk menahan gelombang baru infeksi yang dipicu oleh pemilihan lokal pada bulan September. Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah mengumumkan keadaan darurat pada 12 Januari lalu, sementara pemerintah telah menerapkan lockdown di sebagian besar negara bagian selama dua minggu.
Baca Juga
Kementerian Kesehatan Malaysia melaporkan 4.029 kasus baru virus corona pada Sabtu (16/1), sehingga jumlah total infeksi menjadi 155.095. Angka ini merupakan rekor kasus harian tertinggi.
Negeri Jiran ini juga mencatat delapan kematian baru, sehingga jumlah korban jiwa akibat virus corona menjadi 594 jiwa.