Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Minta Vaksinasi Covid-19 Rampung Sebelum Akhir 2021, Ini Tahapannya

Melalui vaksinasi massal yang menargetkan 70 persen rakyat Indonesia, Presiden Jokowi mengharapkan akan muncul kekebalan komunal atau herd immunity.
Presiden Joko Widodo bersiap disuntik dosis pertama vaksin Covid-19 produksi Sinovac oleh vaksinator Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Abdul Mutalib (kanan) di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1/2021). Penyuntikan perdana vaksin Covid-19 ke Presiden Joko Widodo tersebut menandai dimulainya program vaksinasi di Indonesia. ANTARA FOTO/HO/Setpres-Agus Suparto
Presiden Joko Widodo bersiap disuntik dosis pertama vaksin Covid-19 produksi Sinovac oleh vaksinator Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Abdul Mutalib (kanan) di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1/2021). Penyuntikan perdana vaksin Covid-19 ke Presiden Joko Widodo tersebut menandai dimulainya program vaksinasi di Indonesia. ANTARA FOTO/HO/Setpres-Agus Suparto

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan vaksinasi Covid-19 kepada 181,5 juta penduduk Indonesia bisa rampung sebelum akhir 2021.

Menurutnya, vaksinasi akan menjadi kunci utama yang sangat menentukan kebangkitan pascapandemi. Oleh sebab itu, pemerintah telah memulai program vaksinasi Covid-19 nasional secara gratis mulai Rabu (13/1/2021).

“Saya telah memerintahkan agar proses vaksinasi kepada kurang lebih 181,5 juta rakyat Indonesia bisa diselesaikan sebelum akhir tahun 2021 ini,” kata Jokowi saat memberikan sambutan pada Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Tahun 2021 yang digelar secara virtual, Jumat (15/01/2021) malam, dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Diungkapkan Jokowi, setelah vaksinasi perdana yang diperolehnya bersama beberapa orang perwakilan dari berbagai latar belakang, telah dimulai juga vaksinasi perdana di 26 provinsi pada Kamis (14/01/2021) menyusul 8 provinsi lainnya pada Jumat (15/01/2021) dan akan diteruskan ke seluruh kabupaten dan kota di Indonesia.

Untuk keperluan vaksinasi, Jokowi menegaskan bahwa pemerintah telah mengamankan 426 juta dosis vaksin yang berasal dari empat perusahaan dan negara yang berbeda.

“Jadi di bulan Januari kurang lebih, ini kurang lebih bisa berubah lebih banyak, di Januari 3 juta, di Februari nanti 4,7 juta, di Maret 8,5 juta, April 16,6 juta, Mei 24,9 juta, di Juni 34,9 juta. Itu di dalam perencanaan yang telah kita buat, meskipun bisa berubah lebih banyak lagi kita harapkan,” ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa proses vaksinasi kepada 181,5 juta penduduk Indonesia akan dilakukan secara bertahap. Dengan dimulainya vaksinasi, kesehatan masyarakat diharapkan bisa segera pulih dan perekonomian segera bangkit kembali.

“Pengendalian pandemi, terutama melalui vaksinasi adalah game changer, adalah kunci yang sangat menentukan agar masyarakat bisa bekerja kembali, anak-anak kita bisa belajar di sekolah lagi, dan agar kita bisa kembali beribadah dengan tenang, dan juga agar perekonomian nasional kita bisa segera bangkit,” jelasnya.

Jokowi juga mengajak masyarakat agar tidak ragu untuk disuntik vaksin Covid-19. Pasalnya, uji klinis telah dilakukan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin darurat penggunaan vaksin Covid-19.

Begitu juga sistem pendukung vaksinasi, Jokowi menyebut hal itu telah direncanakan dan telah siap sejak beberapa bulan yang lalu.

“Penelitian dasar ilmiah hingga uji klinis telah dilakukan sejak bulan Agustus. Badan POM juga telah mengeluarkan izin penggunaan darurat dan hasil aplikasi vaksin yang diuji sudah di atas standar yang ditetapkan oleh WHO, juga Majelis Ulama Indonesia sudah menyatakan bahwa vaksin halal,” ujar Jokowi.

Melalui vaksinasi massal yang menargetkan 70 persen rakyat Indonesia ini, Presiden mengharapkan akan muncul kekebalan komunal atau herd immunity sehingga risiko penyebaran Covid-19 akan berhenti dan kegiatan perekonomian akan sepenuhnya pulih kembali.

“Inilah kerja besar yang ingin kita kerjakan dan kita meminta kesadaran kita semuanya, meskipun nantinya, meskipun sudah divaksin, ini selalu saya sampaikan, tetap yang namanya disiplin terhadap protokol kesehatan tetap harus dijalankan dengan ketat, sampai seluruh dunia kembali normal tanpa pandemi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper