Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tinggal enam hari lagi berkuasa, dan memutuskan menempatkan raksasa elektronik China dalam daftar hitam, yaitu Xiaomi, produsen telepon nomor tiga dunia.
Departemen Pertahanan AS kini menganggap Xiaomi sebagai "perusahaan militer Komunis China”. Ini berarti rentan terhadap perintah eksekutif Trump yang melarang AS berinvestasi di perusahaan semacam itu - dan mungkin memaksa perusahaan AS dan investor AS lainnya untuk divestasi di Xiaomi pada 11 November 2021, seperti dilansir Reuters, Jumat (15/1/2021).
Meskipun pemerintahan Biden mungkin membatalkan perintah sebelum itu, menarik untuk melihat perusahaan elektronik seperti Xiaomi ada dalam daftar.
Sebagian besar perusahaan lain dalam daftar lebih berorientasi pada industri, mengkhususkan diri dalam penerbangan, kedirgantaraan, pembuatan kapal, bahan kimia, telekomunikasi, konstruksi, dan bentuk infrastruktur lainnya.
Huawei, pembuat telepon nomor dua di dunia, juga ada dalam daftar, tetapi Huawei juga membangun peralatan telekomunikasi berskala besar. Anggota parlemen AS secara khusus khawatir tentang Huawei menjadi bagian dari infrastruktur seluler negara.
Meskipun masuk daftar hitam, hal itu tidak sama dengan "daftar entitas" Departemen Perdagangan AS, yang biasanya mencegah perusahaan AS mengekspor teknologi ke perusahaan yang telah masuk daftar hitam, seperti pembuat dronemaker DJI.
Baca Juga
Tetapi, beberapa perusahaan China seperti Huawei (dan pembuat chip China SMIC) ada di kedua daftar sekarang.
Xiaomi tidak segera menanggapi permintaan komentar.