Bisnis.com, JAKARTA -Turki telah menyetujui penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) vaksin Covid-19 Sinovac, China.
Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca menjadi orang pertama yang menerima vaksin Sinovac di negara tersebut.
Dia menerima suntikan pertama CoronaVac pada Rabu 13 Januari 2021 setelah mengumumkan rencana untuk mulai menyuntikkannya secara nasional pada hari Kamis.
Waktu vaksinasi massal ini, berbarengan dengan di Indonesia. Namun yang berbeda, di Indonesia Presiden Jokowi menjadi orang pertama yang disuntik vaksin.
Sedangkan di Turki yang pertama adalah menteri Kesehatannya, sedangkan Presiden Erdogan tidak dijadwalkan ikut disuntik perdana.
"Setiap orang harus divaksinasi karena itu satu-satunya cara untuk menyingkirkan pandemi ini," kata Koca dalam komentar yang disiarkan televisi dilansir dari Daily Sabah.
Baca Juga
Turki mengatakan bulan lalu bahwa pengujian domestik awal menunjukkan kemanjuran 91,25 persen untuk CoronaVac.
Tetapi uji coba di Brasil menunjukkan tingkat kemanjuran sekitar 50 persen, atau jauh lebih rendah daripada hasil uji klinis saingannya yakni Moderna, Pfizer-BioNTech dan Oxford-AstraZenica.
Sementara itu, uji coba ketiga di Indonesia menunjukkan kemanjuran 65,3 persen.
"Ini vaksin yang aman. Studi keamanannya sudah selesai," kata Koca tanpa merinci.
Turki telah menandatangani 50 juta dosis CoronaVac. Dua puluh juta dari mereka akan tiba pada akhir bulan.
Turki juga diharapkan menerima 4,5 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech pada akhir Maret, meskipun negosiasi masih berlangsung.
Vaksinasi akan dimulai dengan 1,1 juta pekerja kesehatan Turki sebelum berlanjut ke mereka yang berusia 65 tahun atau lebih dan orang-orang dengan penyakit kronis.
Saat ini, jumlah kematian harian di Tukri akibat virus corona, turun kembali menjadi di bawah 200 setelah memberlakukan lockdown akhir pekan dan pembatasan harian lainnya pada bulan November.
Negara berpenduduk 83 juta orang itu telah mencatat 23.325 kematian akibat Covid-19 dan lebih dari 2,3 juta terinfeksi virus.