Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efikasi Vaksin Sinovac Rendah, Epidemiolog Ingatkan Hal Ini

Hingga saat ini vaksin Covid-19 masih dalam tahap uji klinis tahap ketiga di sejumlah negara. Artinya, belum ada data yang sahih soal efikasi vaksin Covid-19 dalam mencegah transmisi virus di tengah masyarakat.
Petugas kesehatan di RSUD Wangaya, Denpasar sedang melakukan simulasi penyuntikan vaksin Covid-19, Jumat (8/1/2021)/Istimewa
Petugas kesehatan di RSUD Wangaya, Denpasar sedang melakukan simulasi penyuntikan vaksin Covid-19, Jumat (8/1/2021)/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA— Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, mengatakan dengan tingkat kemanjuran atau efikasi 65,3 persen, vaksin Covid-19 buatan Sinovac tidak menjamin terjadinya pencegahan transmisi virus corona.

Dicky beralasan hingga saat ini vaksin Covid-19 masih dalam tahap uji klinis tahap ketiga di sejumlah negara. Artinya, belum ada data yang sahih ihwal efikasi vaksin Covid-19 dalam upaya pencegahan transmisi virus di tengah masyarakat. 

“Bisa enggak kita mencapai Herd Immunity? Jangankan Sinovac, Pfizer Inc. - BioNTech, Moderna dan Oxford sekalipun belum memiliki data yang firm tentang efikasi untuk mencegah transmisi ini apalagi Sinovac yang memang belum selesai tahapannya,” kata Dicky melalui pesan suara pada Senin (11/1/2021). 

Dia menerangkan vaksin itu bakal memberikan efek proteksi individu sesuai dengan tingkat efikasi sebesar 65,3 persen kepada masyarakat. Hanya saja, dia menggarisbawahi, kesimpulan efikasi itu sendiri masih perlu dipertanyakan.

“Memang harus terus dilakukan pemantauan termasuk juga kita tunggu laporan akhir yang lengkap juga ilmiah dari riset yang ada di Indonesia ini mengenai pelaksaknaan uji ketiga vaksin Sinovac ini harus ada tambahan penjelasan berapa persen data kejadian 65,3 persen ini diperoleh untuk memberi gambaran,” ujarnya. 

Sebelumnya, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan tingkat kemanjuran atau efikasi vaksin Covid-19 buatan Sinovac mencapai 65,3 persen.

Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan vaksin CoronaVac memiliki tingkat efikasi 65,3 persen berdasarkan uji klinis di Indonesia, 91,25 berdasarkan uji klinis di Brasil, dan 78 persen berdasarkan uji klinis di Turki.

Adapun, pada uji klinis fase 3 di Bandung, setelah 14 hari pasca disuntikkan, kemampuan vaksin CoronaVac dalam membentuk antibodi adalah 99,74 persen.

Penny mengatakan penerbitan emergency use authorization (EUA) vaksin CoronaVac dikeluarkan berdasarkan sejumlah pertimbangan, antara lain telah selaras dengan panduan World Health Organization (WHO), bukti ilmiah khasiat dan mutu cukup, manfaat lebih besar dibandingkan dengan risiko, serta belum adanya obat alternatif lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper