Bisnis.com, MANOKWARI - Kondisi pandemi Covid-19 menjadi alasan Pemerintah Provinsi Papua Barat menunda pelaksanaan belajar mengajar secara tatap muka.
Sebelumnya proses belajar mengajar secara tatap muka ditetapkan untuk dimulai pada Januari 2021.
Kepala Dinas Pendidikan Papua Barat Barnabas Dowansiba di Manokwari, Senin (4/1/2021), menjelaskan alasan penundaan sekolah secara tatap muka.
"Penundaan ini untuk mencegah agar tidak ada penularan, mengingat sesuai data Satgas, kasus baru Covid-19 masih terus ditemukan di Papua Barat," ucap Barnabas Dowansiba seperti dikutip Antara.
Terkait hal ini, kata Barnabas, pihaknya sudah mengeluarkan surat edaran. Edaran tersebut berlaku untuk seluruh satuan pendidikan dari pendidikan anak usia dini (PAUD), SD hingga SMA dan SMK.
"Bisa melaksanakan KBM tatap muka jika memperoleh izin dari pemerintah setempat," katanya.
Sambil menunggu perkembangan serta kebijakan selanjutnya, sekolah diminta melanjutkan pembelajaran jarak jauh dengan menerapkan sistem daring maupun luring dengan memberikan modul pendidikan.
Baca Juga
Juru bicara Satgas Covid-19 Papua Barat dr Arnold Tiniap dalam wawancara terpisah menilai bahwa penundaan KBM tatap muka yang ditempuh dinas pendidikan merupakan langkah tepat.
Ia menjelaskan angka penularan v di Papua Barat masih cukup tinggi. Sesuai data pemeriksaan sampel usap yang dilakukan di wilayah provinsi itu, temuan kasus positif masih di atas 50 persen.
"Misalnya ada 20 sampel yang kita periksa, temuan kasus positif dari sampel itu lebih dari 10. Ini yang harus menjadi perhatian kita," ucap Arnold.
Secara akumulatif kasus konfirmasi positif Covid-19 di Papua Barat saat ini tercatat 6.027 orang. Dari jumlah itu, 5.534 orang berhasil sembuh, 101 meninggal dunia dan 392 orang masih dirawat.
"Sebaiknya kita tunggu perkembangan pendemi di Papua Barat berlalu dan tuntas hingga beberapa bulan ke depan. Dari situ baru nanti kita bisa mengambil langkah, apakah anak-anak bisa masuk sekolah atau tetap belajar jarak jauh," ujarnya.