Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19, Menkes Sidak RS Hasan Sadikin Bandung

Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka melihat kesiapan RSHS dalam pelaksanaan vaksinasi sekaligus penanganan Covid-19 terutama pascalibur Natal dan Tahun Baru.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin Sidak RS Hasan Sadikin Bandung/Istimewa
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin Sidak RS Hasan Sadikin Bandung/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin melanjutkan rangkaian inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah Rumah Sakit dengan mengunjungi RS Hasan Sadikin Bandung.

Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka melihat kesiapan RSHS dalam pelaksanaan vaksinasi sekaligus penanganan Covid-19 terutama pascalibur Natal dan Tahun Baru.

Di hadapan jajaran direksi RSHS, Menkes Budi menyampaikan bahwa vaksinasi Covid-19 tahap pertama akan diprioritaskan bagi tenaga kesehatan serta petugas pelayanan publik, sementara tahap kedua untuk masyarakat rentan di daerah dengan risiko penularan tinggi.

Sementara itu, masyarakat lainnya dengan akan dibagikan vaksin dengan pendekatan kluster serta didasarkan pada ketersediaan vaksin. Untuk itu, Budi ingin memastikan seluruh RS siap melakukan penyuntikan vaksin.

“Kenapa saya datangnya ke rumah sakit, bukan ke perusahaan farmasi. Karena saya mau melihat siap tidak, senjatanya cukup atau tidak,” kata Menkes, mengutip keterangan resmi Kemenkes, Jumat (1/1/2021).

Budi menjelaskan, untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) pemerintah telah menyiapkan sebanyak 426 juta dosis vaksin untuk 181 juta penduduk Indonesia. Sesuai dengan standar dari WHO, nantinya setiap penduduk akan dilakukan dua kali penyuntikan. “Kami menyiapkan buffer stock sebanyak 15 persen, jadi total yang kita butuhkan sekitar 426 juta dosis vaksin,” katanya.

Dengan kalkulasi tersebut, Menkes memperkirakan butuh waktu selama 3,5 tahun untuk dapat menyelesaikan proses vaksinasi Covid-19 di Indonesia “Kira-kira butuh waktu 3,5 tahun untuk vaksinasi semuanya,” ucapnya.

Lebih lanjut, pihaknya memerinci pembelian vaksin oleh Pemerintah Indonesia berasal dari 5 jalur yakni empat produsen berasal dari bilateral yaitu Sinovac dari Tiongkok, Novavax dari Kanada-Amerika, Pfizer dari Jerman-Amerika, AstraZeneca dari Swiss-Inggris, dan satu berasal dari multilateral yakni COVAX/GAVI dari aliansi vaksin GAVI dengan didukung WHO dan CEPI.

“Karena memang ini belum ada barangnya, kita harus siap-siap. Jadi ada isu kemanusiaan disini, itu sebabnya kita agresif mencari vaksin, meski vaksinnya belum terbukti kita sudah DP duluan. Kenapa? Karena nanti kita nggak kebagian,” terang Budi.

Menkes berharap vaksin-vaksin tersebut segera tiba di Indonesia, sehingga bisa segera dilakukan penyuntikan bagi 181 juta penduduk Indonesia terutama bagi para tenaga kesehatan yang selama 10 bulan ini telah berjuang di garda terdepan penanganan Covid-19.

“Terima kasih temen-temen telah berjuang merawat pasien, saya sendiri merasakan ternyata memakai APD itu lama dan panas, bukanya juga susah mesti mandi juga agar aman, saya terus terang bangga dengan perjuangan teman-teman,” imbuhnya.

Menkes juga berpesan agar ditengah kabar baik kedatangan vaksin Covid-19 di Indonesia, protokol kesehatan 3M mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak terus ditegakkan oleh masyarakat tanpa terkecuali, sebab itu merupakan kunci untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper