BREAKING flash NEWS
Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

LIPI: Sampah APD Menyumbang 15 hingga 16 Persen di Muara Sungai 

Riset berjudul "Unprecedented plastic-made personal protective equipment (PPE) debris in river outlets into Jakarta Bay during COVID-19 pandemic", merupakan hasil kolaborasi peneliti LIPI.
Rika Anggraeni
Rika Anggraeni - Bisnis.com 31 Desember 2020  |  17:39 WIB
LIPI: Sampah APD Menyumbang 15 hingga 16 Persen di Muara Sungai 
Perairan utara DKI Jakarta dipenuhi sampah. - Antara/Aprilio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Oseanografi merilis hasil monitoring peningkatan sampah alat pelindung diri (APD) di Teluk Jakarta pada Maret dan April 2020 selama masa pandemi Covid-19.

Riset ini berjudul "Unprecedented plastic-made personal protective equipment (PPE) debris in river outlets into Jakarta Bay during COVID-19 pandemic", yang merupakan hasil kolaborasi peneliti LIPI di antaranya, Muhammad Reza Cordova, Intan Suci Nurhati, Etty Riani, Nurhasanah, dan Marindah YuliaIswaria.

Peneliti LIPI Muhammad Reza Cordova menyatakan bahwa terjadi sedikit peningkatan 5 persen dalam jumlah sampah dengan komposisi sampah sungai menjadi puing-puing yang lebih ringan.

Dalam penelitian itu disebutkan bahwa APD yang diamati, termasuk masker medis, sarung tangan, pakaian berbahaya, jas hujan dan pelindung wajah, belum pernah terjadi sebelumnya dan menyumbang sebesar 16 persen dari sampah sungai.

"Sampah APD tersebut menyumbang 15-16 persen dari sampah di kedua muara sungai, yaitu sebanyak 780 item atau 0,13 ton setiap harinya," kata Reza melalui keterangan tertulis, seperti dikutip Bisnis.com, Kamis (31/12/2020).

Bukan hanya itu, Reza menyebutkan bahwa jumlah plastik tetap menjadi sampah yang mendominasi di sungai.

"Plastik tetap menjadi sampah sungai yang dominan dengan kelimpahan 46 persen dan berat 57 persen," ujar Reza.

Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan bukti adanya peningkatan PPE di puing-puing sungai sebagai akibat dari pandemi Covid-19, dengan memanfaatkan data pemantauan situs yang tersedia sebelum dan selama pandemi di Jakarta.

Tidak dapat dipastikan bagaimana tingkat limbah medis akan berubah saat masyarakat memasuki fase 'era new normal'. Saat ini, penggunaan masker kain yang dapat digunakan kembali (re-usable) untuk pekerja non-medis akan membantu mengurangi plastik sekali pakai di lingkungan. 

"Pandemi ini dapat menjadi dasar untuk meningkatkan pengelolaan limbah dan meminimalkan kerusakan lingkungan mengingat meningkatnya risiko kesehatan dan ekologi," sambung Reza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

apd limbah
Editor : Lukas Hendra TM

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top