Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia merupakan salah satu produsen gas alam dunia. Wilayahnya yang berupa kepulauan, membuat Indonesia mengubah gas alam menjadi LNG untuk memudahkan transportasi ke wilayah lain, bahkan untuk pasar ekspor. Namun siapa sangka, LNG dapat dimanfaatkan untuk menyimpan vaksin Covid-19.
Perusahaan Korea Superfreeze Inc. akan mendinginkan ruang penyimpanan vaksin Pfizer Covid-19 dengan menggunakan gas alam cair (liquified natural gas/LNG).
Dilansir dari laman lngworldnews, LNG akan digunakan untuk menjaga suhu yang sangat rendah di ruang penyimpanan vaksin Covid-19. LNG akan menampung jutaan vaksin Covid-19 Pfizer di Korea Selatan.
Superfreeze Inc. yang terletak 65 kilometer dari Seoul itu memiliki suhu lebih dingin daripada musim dingin Antartika. Perusahaan tersebut akan digunakan untuk penyimpanan massal vaksin Covid-19 Pfizer.
Kabarnya, beberapa ruangan di gedung perusahaan tersebut bahkan bisa membuat secangkir air hangat berubah menjadi salju.
"Begitu kami mendengar tentang vaksin Pfizer, kami mulai bersiap-siap karena opsi lain tidak akan berhasil," kata CEO Korea Superfreeze Kim Jin-ha, seperti dilansir dari laman lngworldnews, dikutip Bisnis.com, Kamis (17/12/2020).
Kim menambahkan bahwa penggunaan LNG untuk menjaga suhu tetap dingin mengalahkan listrik karena panas yang mungkin meningkat karena pemadaman listrik.
Sementara untuk menyimpan vaksin Pfizer agar tetap aman, suhu harus dijaga pada -70 derajat Celcius.
LNG berguna untuk menjaga suhu supercool karena gas alam mencair saat didinginkan hingga suhu sekitar -160 derajat Celcius pada tekanan atmosfer.
Superfreeze Inc, yang didukung oleh Goldman Sachs dan SK Holdings, telah melakukan pembicaraan dengan Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (Korea Disease Control and Prevention Agency/KDCA) sejak awal November dan sementara belum ada yang diputuskan, ekspektasi tinggi akan mendapatkan kontrak.
Badan tersebut meminta perusahaan Korea Superfreeze untuk memberikan rencana dan perkiraan biaya untuk menyimpan dan mendistribusikan vaksin, termasuk di dalamnya bagaimana menangani skenario di mana vaksin akan dikirim ke 260 lokasi yang berbeda.
Sebanyak 20 juta dosis vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer dan mitranya dari Jerman, BioNTech telah dibeli Korea Selatan. Bukan hanya itu, negara ini juga membeli vaksin yang dikembangkan oleh Moderna Inc AstraZeneca sebanyak 20 juta dan untuk 4 juta dosis lainnya dari Johnson & Johnson.
Secara keseluruhan, dosis vaksin tersebut akan cukup untuk menginokulasi 34 juta orang di negara yang memiliki penduduk 51,8 juta. Sementara pengiriman vaksin akan dimulai paling lambat Maret mendatang.
Kim juga menyatakan bahwa tidak jelas apakah KDCA juga akan menyimpan vaksin, selain Pfizer yang memiliki persyaratan penyimpanan dingin yang tidak terlalu berat. Vaksin Moderna dapat disimpan hingga enam bulan pada suhu -20 derajat Celcius, sedangkan vaksin AstraZeneca hanya membutuhkan suhu lemari es normal.
Dia menambahkan bahwa Korea Selatan dan Jepang adalah satu-satunya negara dengan fasilitas LNG. Namun, fasilitas penyimpanan di Jepang jauh lebih kecil dan lokasinya lebih terpencil karena berisiko gempa.