Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah lembaga advokasi pers dan kelompok hak azasi manusia mengecam eksekusi mati atas jurnalis Iran, Ruhollah Zam dengan menyebutnya "sangat mengejutkan dan memalukan".
Zam dihukum mati kemarin karena dituduh memicu kerusuhan anti-pemerintah selama protes nasional sekitar tiga tahun lalu. Dia ditangkap pada 2019 setelah bertahun-tahun hidup dalam pengasingan di Prancis. Sedangkan putusan hukuman mati dijatuhkan pada Juni lalu.
Organisasi Reporters Without Borders (RSF) menyatakan di Twitter bahwa mereka “marah atas kejahatan atas keadilan Iran dan melihat [Pemimpin Tertinggi] Ayatollah Ali Khamenei sebagai dalang eksekusi tersebut. Sedangkan Amnesty International mengatakan pihaknya "terkejut dan ngeri" dengan tindakan Iran.
"Eksekusinya merupakan pukulan mematikan bagi kebebasan berekspresi di Iran dan menunjukkan sejauh mana taktik brutal pemerintah Iran untuk menanamkan rasa takut dan mencegah perbedaan pendapat," menurut pernyataan Amnesty seperti dikutip Aljazeera.com, Minggu (13/12/2020).
Dia menambahkan bahwa setelah Mahkamah Agung menguatkan hukuman mati Zam pada hari Selasa, "pihak berwenang bergegas untuk mengeksekusi Zam hanya empat hari kemudian. Kami meyakini hukuman itu sebagai upaya tercela untuk menghindari kampanye dukungan internasional untuk menyelamatkan hidupnya".
Tara Sepehri Far, seorang peneliti di Human Rights Watch, menyebut eksekusi itu sebagai "eskalasi mengejutkan dalam penggunaan hukuman mati terhadap pembangkang". Dia juga menambahkan bahwa Zam dieksekusi atas "tuduhan keamanan nasional yang didefinisikan secara samar-samar”.
Baca Juga
Sherif Mansour dari Komite untuk Melindungi Jurnalis, mengatakan eksekusi Zam telah membuat "otoritas Iran bergabung dengan kelompok kriminal dan ekstremis brutal yang membungkam jurnalis dengan membunuh mereka".
"Ini adalah tindakan yang mengerikan dan memalukan dan tindakan yang tidak boleh dilewatkan oleh komunitas internasional begitu saja," kata Mansour.