Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Agama resmi menerapkan metode pembelajaran elektronik (e-learning) untuk madrasah mulai September lalu dalam rangka Tranformasi Digital Madrasah. Pada 2024, 70 persen madrasah ditargetkan sudah mulai menggunakan program tersebut.
Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan, dan Kesiswaan Madrasah Kementerian Agama Ahmad Umar menyebutkan, saat ini total siswa di seluruh Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA) jumlahnya mencapai 8,4 juta.
“Untuk E-learning targetnya 30 persen 2021, dan sudah tercapai. Kemudian 2024 akan menargetkan 70 persen dari jumlah siswa. Karena untuk siswa RA [setara jenjang TK] menggunakan teknologi seperti ini belum memungkinkan,” kata Ahmad.
Kemudian, capaian target-target tersebut juga bergantung pada hal-hal yang mempengaruhi, seperti jaringan sinyal, listrik, terutama di daerah terpencil, dan internet yang juga sulit didapatkan di daerah terpencil.
“Dan kita sedang berusaha melengkapi fasilitas anak-anak di madrasah seperti laptop, smartphone dan lainnya untuk mendukung digitalisasi madrasah ini,” jelas Ahmad.
Terkait kegiatan transformasi digital, Kemenag sudah meluncurkan program tersebut pada 22 September dengan bekerja bersama Google, dengan persiapan yang sudah sejak 2018.
“Kita sudah melakukan kerja sama dengan google dan ditandatangani 21 Mei 2020,” ungkap Ahmad.
Akun resmi yang digunakan Kemenag untuk belajar daring adalah madrasah.kemenag.go.id untuk menampakkan bahwa akun tersebut khusus dibuat untuk anak-anak madrasah.
Dari jumlah siswa 8 juta, yang sudah aktif ada 4.092.095 siswa dan 675.666 guru. Adapun, pembuatan akun dan domain tidak banyak menggunakan DIPA Kemenag, melainkan secara sukarela dilakukan oleh alumni madrasah yang kompeten di bidangnya.
“Sisanya akan kita mulai Januari 2021.” Tutup Ahmad.