Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Korea Selatan sedang mempertimbangkan untuk kembali mengetatkan aturan pembatasan sosial, termasuk larangan berkumpul di tempat berisiko tinggi seperti bar karaoke, lantaran mencatatkan lonjakan kasus tertinggi selama sembilan bulan pandemi.
Perdana Menteri Chung Sye-kyun berencana menggelar pertemuan Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Pusat di Balai Kota Seoul pada Minggu (6/12/2020) di mana pemerintah dapat membuat keputusan tentang pembatasan yang lebih ketat.
Tercatat pada Minggu (6/12/2020) terdapat tambahan 631 kasus Covid-19 baru, tambahan harian tertinggi selama sembilan bulan dan dengan 599 di antaranya merupakan infeksi lokal.
Sementara itu, berdasarkan data dari Korea Disease Control and Prevention Agency, total kematian naik lima kali lipat menjadi 545 orang.
Dua pekan lalu, Korea Selatan sudah meningkatkan aturan pembatasan sosial ke level 2 dari level 1,5 di area pusat Seoul. Aturan tersebut membatasi jam buka restoran dan kegiatan perkumpulan, karena lonjakan kasus tersebut mengancam Korea Selatan tak bisa membendung sebaran virus.
Pada pertemuan pekan lalu, Chung juga mengumumkan akan menambah aturan pembatasan ke atas level 2, termasuk menutup sejumlah bisnis.
Pemerintah kota Seoul juga memberlakukan jam malam de facto selama dua pekan mulai 5 Desember 2020, menutup sebagian besar toko pada jam 9 malam, dan membatasi operasi angkutan umum sebesar 30 persen.
Pemerintah pusat akan berdiskusi terkait pengetatan aturan pada pertemua hari ini. Pada level 2,5 kemungkinan aturan pembatasan akan membatasi pertemuan di atas 50 orang, dan tak boleh ada penonton pada acara olah raga.
Sementara itu, jika ditingkatkan ke level akan mengakibatkan penangguhan pertemuan dengan lebih dari 10 dan larangan pada semua acara olahraga.