Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Hong Kong menyatakan minatnya untuk bergabung ke dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
Hal itu disampaikan oleh Menteri Keuangan Hongkong Paul Chan dalam sebuah unggahan di blognya pada Minggu (22/11/2020).
Hong Kong berharap menjadi bagian dari negara pertama yang bergabung dengan RCEP setelah kesepakatan tersebut berlaku.
Pasalnya, menurut Chan, total nilai perdagangan bilateral antara Hong Kong dan 15 negara anggota RCEP menyumbang 71 persen dari total perdagangan barang Hong Kong.
“Bergabung dengan perjanjian RCEP akan menguntungkan perdagangan jasa dan investasi,” ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (22/11/2020).
Seperti diketahui, negara-negara Asia Pasifik seperti yang tergabung dalam Asean serta China, Jepang, dan Korea Selatan menandatangani perjanjian perdagangan bebas regional terbesar di dunia tersebut pada 15 November 2020.
Baca Juga
Perjanjian dagang tersebut mencakup hampir sepertiga dari populasi dunia dan produk domestik bruto.
Adapun, sebelumnya, Presiden China Xi Jinping berjanji negaranya akan tetap terbuka menjalin kesepakatan dagang dengan bangsa lain meskipun bersama Asean dan empat mitra lainnya telah meresmikan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional atau RCEP.
Dalam pidato di KTT Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) yang digelar Malaysia secara virtual, Kamis (19/11/2020), Xi mengatakan tidak akan terlibat dalam pemisahan (decoupling) ikatan ekonomi dunia. Dia menuturkan China telah terintegrasi sekian lama dengan ekonomi dunia dan sistem internasional.
“Kami tidak akan berbalik arah atau melawan tren historis dengan ‘memisahkan’ atau membentuk lingkaran kecil yang tertutup dan mengisolasi yang lain,” kata Xi, dilansir Bloomberg.
Menurutnya, membuka diri terhadap dunia luar merupakan kebijakan nasional dasar dan tidak akan goyah setiap saat.
China pun disebut-sebut mendukung rencana Hong Kong bergabung dengan RCEP.