Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengomentari langkah Kapolri yang mencopot Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dan Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahriadi dari jabatannya. Dia mengaku memahami situasi yang terjadi.
Kapolri Jenderal Idham Aziz mencopot Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dan Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahriadi. Mereka disebut tidak tegas dalam menindak pelanggar protokol kesehatan.
Pencopotan dilangsungkan tidak lama setelah Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengancam akan memberi sanksi bagi aparat yang tidak tegas menindak pelanggar protokol Covid-19.
Ridwan Kamil menjelaskan muncul euforia saat kepulangan Imam Besar FPI Rizieq Shihab setelah 3,5 tahun di Arab Saudi. Menurut Kang Emil polisi tidak dapat melakukan upaya represif untuk menahan massa termasuk saat di bandara.
“Kalau represif nanti salah lagi, seperti euforia saat demo. Akhirnya kan jadi pelanggaran kerumunan. Polisi hanya bisa mengatur supaya tidak anarkis,” katanya saat diskusi Forum Pemred, Senin (16/11/2020) malam.
Menurutnya, aparat pengamanan yang hadir dalam seremoni penyambutan Habib Rizieq itu pun melihat adanya peluang terjadinya aksi anarkis.
Baca Juga
“Dimulai dari bandara juga kan, sehingga kepolisian yang di daerah melihat kalau potensi gesekan sangat tinggi sehingga terjadi seperti yang kita lihat, mutasi [Kapolda Jawa Barat dan Metro Jaya]. Saya sangat paham karena urusin beginian sudah setap hari,” terangnya.
Ridwan Kami berharap semua pihak dapat mencari solusi bersama. Adapun pada pelaksanaan protokol kesehatan, dia mendorong adanya partisipasi publik. Tanpa itu, pengendalian Covid-19 akan sulit.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Idham Aziz mencopot Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dan Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahriadi dari jabatannya akibat dinilai tidak tegas menindak pelanggar protokol kesehatan.
Indonesia Police Watch menyebutkan selain perihal protokol kesehatan, manuver ini juga berkaitan dengan persaingan bursa calon Kapolri tahun depan.