Bisnis.com, JAKARTA - Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Tri Yunis Miko Wahyono menilai upaya pemerintah menekan angka kasus Covid-19 dengan budaya 3M perlu dibarengi konsistensi pengujian spesimen harian.
"Pengujian spesimen jangan sampai kendor, agar pendeteksian virus secara dini tercapai. Semakin kecil spesimen, memang kasusnya juga berkurang. Tapi di sisi lain itu bisa membuat banyak kasus terdeteksi dan dapat berujung ke lonjakan angka kematian," kata Miko kepada Bisnis, Senin (9/11/2020).
Pengujian spesimen memang sempat mengalami penurunan pada periode libur panjang di akhir Oktober. Meski demikian, saat ini pemerintah pusat maupun daerah sudah menunjukkan perbaikan.
Terakhir, pada Minggu (8/11) kemarin uji spesimen harian mencapai 35.588, melampaui target harian yang dipatok presiden Jokowi sebanyak 30.000. Miko berharap tren semacam itu dapat terus terjaga.
"Tidak apa-apa kasus jadi banyak, karena itu justru akan menunjukkan bahwa pemerintah serius menangani pandemi ini," tukasnya.
Sebagai catatan, hingga Minggu (8/11) siang kemarin, total pengujian spesimen kumulatif di Indonesia telah mencapai 4.790.024. Dari angka ini, total 437.716 kasus positif kumulatif telah terdeteksi, dengan korban sembuh sebanyak 368.298 dan meninggal sebanyak 14.614.
Selain pengujian, pemerintah menempuh langkah mitigasi dengan terus menyosialisasikan budaya 3M. Yakni menjaga jarak aman, memakai masker dan mencuci tangan.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun