Bisnis.com, JAKARTA - HSBC, bank besar yang berbasis di London, menegaskan akan memangkas 35.000 dari total 235.000 karyawan globalnya pada Februari mendatang.
Saat ini, perusahaan baru melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 6.000 karyawannya.
Kepala eksekutif Noel Quinn mengatakan bahwa rencana tersebut berada di jalur yang tepat. Dia menambahkan manajemen sedang mencari cara untuk melangkah lebih jauh.
HSBC mencatat penurunan pendapatan sebesar 11 persen pada kuartal ketiga dibandingkan periode yang sama tahun 2019 lalu. Laba sebelum pajak perusahaan juga turun 36 persen tahun ke tahun menjadi US$3,1 miliar.
"Kami mempercepat transformasi grup, memindahkan fokus kami dari lini bisnis yang sensitif suku bunga ke bisnis yang menghasilkan biaya, dan selanjutnya mengurangi biaya operasional kami," kata Quinn dikutip dari Yahoo Finance UK.
HSBC juga akan memangkas biaya lebih dari US$4,5 miliar, seperti yang sudah direncanakan pada awal tahun ini. Aset tertimbang perusahaan juga akan berkurang lebih dari perkiraan sebelumnya.
Baca Juga
Bank tersebut mengatakan akan memberikan rincian lengkap tentang rencana restrukturisasi baru yang lebih agresif pada Februari mendatang.
Sayangnya, Quinn tidak akan mengatakan apakah rencana baru tersebut akan melibatkan lebih banyak PHK.
"Kami tidak menargetkan jumlah pengurangan jumlah karyawan, kami menargetkan jumlah pengurangan biaya," kata Finance Chief HSBC Ewen Stevenson.
Dikutip dari CNN Business, HSBC mengatakan perusahaan akan membuang aset US$100 miliar hingga 2022, dimulai dari Februari tahun depan. Kemungkinan jumlah tersebut akan bertambah.