Bisnis.com, JAKARTA - Saham Netflix Inc. jatuh di akhir perdagangan setelah membukukan jumlah pelanggan yang meleset dari perkiraan Wall Street.
Alhasil, kondisi ini memperkuat keraguan tentang kemampuannya untuk mempertahankan pertumbuhan karena efek lockdown pandemi menghilang dan persaingan meningkat.
Layanan streaming berbayar terbesar di dunia hanya menambahkan 2,2 juta pelanggan baru pada kuartal ketiga, jauh di bawah 3,32 juta yang diprediksi oleh analis serta proyeksi perusahaan yang lebih konservatif.
Netflix menambahkan 25,9 juta pelanggan di paruh pertama tahun ini. Namun selama pandemi, perusahaan telah memperingatkan bahwa ledakan pelanggan tidak akan bertahan lama dan faktanya, lonjakan pelanggan baru dapat menekan pertumbuhan di masa depan.
“Kami memperkirakan dan tahu akan ada beberapa tingkat perlambatan,” kata Chief Financial Officer Netflix Spencer Neumann seperti dikutip dari Bloomberg.
Namun, dia mengakui memprediksi pertumbuhan pelanggan dalam iklim seperti saat ini terbukti lebih rumit dari sebelumnya. Meskipun prakiraan Netflix untuk kuartal kedua terbukti terlalu berhati-hati dan prospek untuk kuartal ketiga terlalu cerah.
Baca Juga
Banyak pemirsa - terutama di Eropa dan Asia - telah kembali ke kehidupan sehari-hari yang normal, mengurangi jumlah waktu yang mereka habiskan untuk pesta Netflix dan olahraga pro telah kembali ke layar TV Amerika. Semua itu menghambat perolehan pelanggan pada kuartal lalu, dengan pertumbuhan yang lebih rendah di ketiga benua tersebut.
“Itu adalah tanda bisnis yang semakin matang,” kata Jim Nail, seorang analis di Forrester Research. “Pertumbuhan tanpa batas tidak bisa berlangsung selamanya.”
Pendapatan kuartal ketiga ini adalah keuntungan kuartal ketiga terlemah Netflix sejak 2015, saat perusahaan itu belum beroperasi di sebagian besar dunia. Dalam suratnya kepada investor, manajemen menyalahkan efek pertumbuhan pesat pada paruh pertama tahun ini. Layanan streaming juga memperingatkan investor bahwa mereka akan melihat pertumbuhan yang lebih lambat di kuartal mendatang.
Saham Netflix turun sebanyak 7,4 persen menjadi US$486,50 per lembar saham dalam perdagangan setelah pasar. Saham ini telah naik 62% tahun ini hingga penutupan Selasa (20/10/2020), memberikan perusahaan nilai pasar hingga US$231,7 miliar.
Netflix masih mengungguli banyak jaringan dan layanan TV, yang kesulitan menemukan program baru untuk disiarkan selama pandemi. Perusahaan telah merilis daftar lengkap film, acara TV dan dokumenter tahun ini. Dan selama sembilan bulan pada 2020, perusahaan yang berbasis di Los Gatos, California telah menambahkan 28,1 juta keanggotaan berbayar, melebihi pencapaian tahun lalu.
Perusahaan menargetkan 34 juta pengguna pada tahun 2020, tahun pertumbuhan terkuat yang pernah ada, dan secara total, Netflix akan melampaui 200 juta pelanggan.