Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Tugas Pemulihan dan Trasnformasi Ekonomi Nasional (PEN) melaporkan realisasi anggaran hampir 50 persen dari total pagu. Hingga pekan kedua Oktober dana yang telah diserap Rp344,43 triliun dari total anggaran Rp695,2 triliun.
“Mudah-mudahan sisa waktu kita sampai akhir tahun bisa kita manfaatkan untuk semaksimal mungkin menyalurkan sisa anggaran mencapai Rp695 triliun,” kata Ketua Satgas PEN Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (21/10/2020).
Seperti diketahui, dalam rangka penanganan pandemi Covid-19 dan dampak yang menyertainya, pemerintah membuat 6 klaster program, yakni kesehatan, insentif usaha, perlindungan sosial, UMKM, sektoral K/L dan pemda, serta pembiayaan korporasi. Dari keenam program tersebut, pembiayaan korporasi satu yang belum terlaksana.
Sementara itu dari program yang telah berjalan, insentif usaha serta sektoral K/L dan pemda melaporkan penyerapan anggaran paling kecil. Realisasi kedua program ini sebesar 24,61 persen dan 26,39 persen.
Pada saat yang sama, perlindungan sosial dan UMKM merealisasikan anggaran terbesar. Dari total pagu masing-masing klaster program, realisasi anggaran sebesar 81,94 persen dan 74,39 persen.
Budi mengatakan target pada penghujung tahun ini lebih kurang serupa dengan kuartal III. Satgas PEN sedikitnya merealisasikan anggaran Rp100 triliun untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV.
Baca Juga
Dia menjelaskan bahwa bantuan fiskal pemerintah memberikan multiplier effect terhadap perekonomian dalam negeri. “Kalau menurut teman2 yang dari ahli ekonomi, fiscal multiplier kita 2,1 kali jadi harusnya bisa memberikan dampak ke GDP,” jelas Budi.
Adapun sebelumnya Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan pertumbuhan ekonomi kuartal III masih terkontraksi. Namun, akan lebih kecil dibandingkan dengan kuartal II yang mencapai minus 5,3 persen.
Dalam slide yang ditampilkan Suahasil, berdasarkan Bloomberg, perekonomian Indonesia pada kuartal III diprediksi minus 2,0 persen. Akan tetapi proyeksi ini masih lebih baik dibandingkan dengan negara di kawasan Asean seperti Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand yang diperkirakan terkontraksi lebih dari 4 persen.