Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan Indonesia masuk dalam daftar 35 negara dengan tingkat risiko tinggi bencana dengan korban jiwa. Hal ini berdasarkan versi Bank Dunia.
Doni mengatakan berdasarkan hasil riset tim ITB bersama sejumlah pakar, selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur memiliki potensi pergeseran lempeng yang dapat mengakibatkan gempa besar dan dapat diikuti oleh tsunami.
Selain itu, pasca tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004, sejumlah pakar dan peneliti dari dalam dan luar negeri melakukan riset.
“Gempa dan tsunami Aceh bukan yang pertama. Telah terjadi berkali-kali, ribuan tahun lalu,” kata Doni usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo, Kamis (15/10/2020).
Indonesia juga tercatat memiliki 500 gunung api dan 127 di antaranya aktif. Negara ini juga memiliki 300 patahan lempeng yang berada di hampir seluruh wilayah, kecuali Kalimantan.
“Kita juga berada di pertemuan 3 lempeng subduksi Indo-Australia, subduksi Euroasia, dan subduksi Pasifik yang berpotensi terjadi gempa dan tsunami,” tambah Doni.
Baca Juga
Pada 2018, Indonesia berada pada peringkat korban jiwa akibat bencana terbanyak di dunia karena tiga peristiwa besar, yakni gempa yang terjadi di NTB, gempa yang diikuti tsunami dan likuifaksi di Palu, dan tsunami di Selat Sunda akibat longsoran Gunung Anak Krakatau.
Namun, dia mengklaim penanganan Indonesia diakui badan internasioal baik dalam penanganan bencana, bahkan sampai dijadikan percontohan.
“Semua ini menjadi pelajaran bagi kita dan sejumlah negara bahkan badan internasional mengikuti langkah-langkah yang dilakukan pemerintah Indonesia,” katanya.
Hal itu pula yang membuat Indonesia terpilih sebagai tuan rumah Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) pada 2022. GPDRR merupakan acara yang diinsiasi oleh PBB dan berlangsung setiap dua tahun sekali.
Tujuan utamanya adalah meninjau dan mendiskusikan berbagai perkembangan dan tren teranyar dalam penanganan bencana.
Acara ini akan diikuti 193 negara dengan 5.000 hingga 7.000 peserta. Presiden Jokowi dalam pembukaan rapat mengatakan bahwa forum tersebut akan menegaskan peran Indonesia dalam pengurangan risiko bencana dunia.